Pasien Gizi Buruk di RSUD Agatas, Asmat Membludak

Penuhnya ruang perawatan di RSUD Agats, Asmat, Papua membuat pasien anak dengan Gizi Buruk yang dirujuk ke RSUD Agats dipindahkan

oleh Liputan6.com diperbarui 22 Jan 2018, 11:18 WIB
Diterbitkan 22 Jan 2018, 11:18 WIB
Satgas Kesehatan TNI Beri Vaksin Campak di Asmat
Sejumlah warga dan anak mereka antre mendapatkan pengobatan dan vaksin campak di Kabupaten Asmat, Papua, Jumat (19/1). Satgas Kesehatan TNI menyalurkan bantuan berupa vaksin ke kampung-kampung terpencil di Kabupaten Asmat. (LIputan6.com/Pool/Puspen TNI)

 

Liputan6.com, Jakarta Penuhnya ruang perawatan di RSUD Agats, Asmat, Papua membuat pasien anak dengan Gizi Buruk yang dirujuk ke RSUD Agats dipindahkan ke Aula GPI Betlehem yang terletak di belakang RSUD Agats.

Hingga Minggu (21/01) Pukul 20:30 WIT, setidaknya terdapat 43 pasien anak yang tidak mendapatkan tempat sehingga mendapat perawatan di Aula GPI Betlehem. Meski demikian, penanganan pasien anak yang ditempatkan di GPI Betlehem tidak dibedakan. Para dokter dan petugas medis lainnya yang bertugas tetap melakukan kunjungan kepada pasien anak untuk melihat kondisi anak-anak serta memberikan pelayanan medis sesuai hasil diagnosis pemeriksaan.

Dari laporan yang disampaikan oleh tim medis gabungan RSUD Agats, Asmat dan dokter spesialis yang diturunkan Kemenkes, tercatat 43 anak dirawat di Aula GPI terdiri dari 33 anak dengan Gizi Buruk, 8 anak dengan Gizi Kurang, dan 2 anak terindikasi Campak.

“Untuk yang campak kita tandai dan pisahkan dari pasien anak gibur agar yang Gibur tidak tertular,” ujar dr. Dimas, salah satu anggota tim dokter yang diturunkan oleh Kemenkes.

Untuk mengantisipasi kemungkinan kiriman pasien anak dengan gizi buruk lainnya yang dirujuk dari Distrik lainnya di sekitar Agats, Asmat sejak minggu pagi pihak RSUD membangun ruang darurat dengan memanfaatkan halaman dan tempat parkir motor GPI Betlehem. Beberapa tiang kayu tempat parkir motor dimanfatkan menjadi tiang penyangga terpal yang menutupi tempat parkir tersebut sehingga terbentuk ruang darurat untuk mengantisipasi pertambahan jumlah pasien.

 

Beratap asbes

asmat, campak
Lebih dari 200 ibu menyusui dan ibu hamil memadati Sarana Gedung Olah Raga Agats, Kab. Asmat, Papua bersama anak-anak Balita mereka. / Foto: Dok.Kemenkes

Meski dibilang darurat tempat parkir yang disulap menjadi ruangan tersebut tetap beratap asbes dan beralas terpal.

“Kita tidak tahu. Mungkin nanti sore ada lagi yang datang,” kata kepala Keperawatan RSUD Agats Markus Nokir memberi tanggapan selama pembuatan ruang tambahan darurat.

Di samping itu, pemeriksaan terhadap 43 anak yang menempati Aula GPI Betlehem terus berlanjut. Pengukuran berat badan, tinggi, usia, yang kemudian diikuti dengan pemeriksaan fisiologis lainnya terus dilakukan untuk menentukan formulasi asupan masing-masing anak.

Meski anak-anak yang ditampung di GPI Betlehem adalah anak dengan gizi buruk dan gizi kurang namun terapi gizi yang diterapkan kepada masing-masing anak berbeda-beda disesuaikan dengan usia, berat badan, dan kondisi penyerta lainnya.

Untuk meningkatkan status gizi, anak dengan gizi buruk tidak bisa langsung diberikan kalori dalam jumlah besar-besaran, tetapi dalam jumlah tertentu dimulai dari angka 25%-75% kebutuhan kalori harian. Sementara tubuh perlahan memperbaiki sistem metabolisme, pertambahan persentase asupan kalori ditingkatkan 10%-20% per hari atau selama 4 – 7 hari sampai mencapai target asupan kalori.

“Jadi fase awal itu fase yang sedang kritis-kritisnya. Bisa disertai hipoglikemi yang berarti gula darah rendah atau disertai hipotermi yang artinya kedinginan akibat tipisnya lapisan lemak Sehingga tidak bisa dikasih makanan secara langsung karena riskan,” terang dr. Dimas.

Pemberian makanan secara bertahap ini ditujukan agar tubuh dapat beradaptasi dalam menyerap dan mencerna zat-zat yang ada pada makanan. Pemberian makanan berlebih yang tidak sesuai takaran di awal proses terapi perbaikan gizi justru dapat menyebabkan refeeding syndrome yang merupakan komplikasi metabolik yang dapat menyebabkan gagal jantung, gagal nafas akut, koma, dan disfungsi hati.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya