Liputan6.com, Jakarta Sejak diutus Uskup (Pemimpin Gereja Katolik) Keuskupan Agats, Monsinyur Aloysius Murwito, sembilan orang yang tergabung dalam Tim Tanggap Darurat Keuskupan Agats yang diterjukan ke Pedalaman Warse di Distrik Jetsy, Kabupaten Asmat , telah menyebar ke delapan kampung yang dianggap rawan wabah.
Baca Juga
Kordinator Tanggap Darurat Warse Pastor Linus Dumatubun menerangkan bahwa dari delapan kampung di Distrik Jetsy, beberapa di antaranya rawan wabah. "Kampung Birak, Akamar, Warse, Amborep dan Dawer yang banyak terkena wabah campak dan gizi buruk," ujar Linus.
Advertisement
Linus menyatakan, fokus tim selama ini mengumpulkan semua warga ke lokasi lain tepatnya, di gereja di masing-masing kampung dan memberikan penyuluhan tentang apa dan bagaimana campak, gizi buruk, mengajari ibu-ibu cara menyiapkan susu untuk balita, penimbangan, pendataan dan pembagian bahan makanan secara langsung kepada tiap keluarga yang mengalami wabah.
Mulai baik
Khusus distribusi makanan bantuan, menurut Linus, jika hanya menyerahkan kepada aparat kampung dan mengharapkan mereka yang membagi biasanya belum tentu tepat sasaran.
"Semua rekan saya di delapan kampung mengumpulkan semua warga di Gereja, mendata dan membagi langsung ke tiap keluarga yang didahului dengan penyadaran kesehatan untuk meyakinkan warga bahwa bahan makanan yang diberikan oleh berbagai organisasi dari luar Asmat adalah bentuk kepedulian untuk kesehatan masyarakat di Kab. Asmat,"ujar Linus.
Saat ini, secara umum kondisi mulai terkendali setelah banyak pihak melibatkan diri dalam penanggulangan wabah ini. Setelah mendampingi masyarakat selama sepekan, pada Rabu (24/1) tim kembali ke Kota Agats, Asmat untuk melakukan evaluasi dan perencanaan lanjutan selama sebulan ke depan. (John Ohoiwirin)
Advertisement