Liputan6.com, Jakarta Kanker leher rahim atau kanker serviks merupakan penyakit kedua mematikan di dunia setelah kanker payudara pada wanita. Leher rahim atau serviks adalah bagian dari saluran reproduksi wanita yang menghubungkan vagina dengan rahim atau uterus.
Kanker tidak hanya terjadi pada golongan tertentu. Kanker dapat menyerang setiap wanita, tanpa memandang usia, terutama para wanita yang aktif melakukan hubungan seksual dengan berganti pasangan tanpa alat pengaman seperti kondom.
Baca Juga
Kanker serviks disebabkan human papillomavirus (HPV). Ini merupakan sekumpulan virus yang menyerang sel epitel kulit dan membran mukosa yang terdapat pada daerah kelamin. Virus HPV sangat umum ditularkan melalui hubungan seksual dengan kontak langsung antara kelamin, yang disertai pertukaran cairan tubuh.
Advertisement
dr. Ellen Theodora/Klik Dokter
Â
Pengobatan Kanker Serviks
Pada tahap awal, kanker serviks sering kali tidak menimbulkan gejala yang tampak jelas. Bahkan dapat dikatakan bahwa kemungkinan tidak ada tanda-tanda hingga memasuki stadium akhir.
Namun, secara umum biasanya terdapat pendarahan di luar siklus normal, seperti menstruasi atau setelah menopause. Perlu dilakukan pemeriksaan lebih lanjut seperti pap smear untuk mencari tahu, apakah ada sel abnormal pada leher rahim atau tidak.
Meski begitu, bukan berarti mengalami pendarahan atau terdapat sel abnormal sudah pasti menderita kanker. Masih ada pemeriksaan lain seperti colposcopy atau kolposkopi, biopsi kerucut, tes darah, pemeriksaan organ panggul, CT Scan, MRI Scan, PET Scan, dan lainnya.
Kanker serviks yang dideteksi dini dapat membantu meningkatkan keberhasilan pengobatannya.
Advertisement