Awas, Penyakit-Penyakit Ini Bisa Menyerang Saat Banjir Datang

Banjir datang lagi, ada baiknya waspadai beberapa jenis penyakit ini.

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 06 Feb 2018, 18:00 WIB
Diterbitkan 06 Feb 2018, 18:00 WIB
Takut Banjir Susulan, Warga Rawajati Bertahan di Kolong Flyover
Pemadangan di kolong Flyover Rawajati, Jakarta, Selasa (6/2). Warga memilih mengungsi ke kolong Flyover Rawajati karena takut banjir susulan. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Liputan6.com, Jakarta Jakarta kembali kebanjiran. Luapan air ke jalan dan terkontak dengan warga harus diwaspadai sebagai salah satu sumber penyakit. Dilansir dari laman resmi World Health Organization (WHO) pada Selasa (6/3/2018), ada beberapa penyakit yang bisa disebabkan oleh banjir.

1. Penyakit yang ditularkan melalui air

Penyakit-penyakit ini seperti demam tifoid, kolera, leptospirosis dan hepatitis A. Penyakit semacam ini memiliki risiko yang rendah kecuali terjadi perpindahan air yang besar dan signifikan.

Selain itu, ada peningkatan risiko infeksi penyakit akibat air kotor melalui kontak langsung dengan air yang tercemar. Hal ini seperti infeksi luka, dermatitis, konjungtivitis, infeksi telinga, hidung, dan tenggorokan. Namun, penyakit seperti ini tidak akan meluas

 

 

 

2. Penyakit yang dibawa perantara

Ilustrasi nyamuk
Ilustrasi nyamuk

Akibat meluasnya perantara dan perluasan habitat perantara penyakit seperti nyamuk, orang yang terdampak bencana banjir dan para pekerja sosial bisa terkena penyakit seperti demam berdarah, malaria, dan virus West Nile

Risiko ini meningkat seiring dengan perubahan perilaku manusia seperti keterpaparan dengan nyamuk saat tidur di luar, sela waktu dalam aktivitas pengendalian penyakit, atau kepadatan penduduk yang berlebihan.

Selain itu, perubahan habitat yang mendorong nyamuk berkembang biak antara lain, tanah longsor dan penggundulan hutan

3. Risiko karena jenazah

Takut Banjir Susulan, Warga Rawajati Bertahan di Kolong Flyover
Pengungsi banjir beraktivitas di sekitar kolong Flyover Rawajati, Jakarta, Selasa (6/2). Banjir menggenangi rumah-rumah mereka sejak sehari lalu. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Pekerja yang rutin menangani mayat memiliki risiko tertulat tuberkulosis, virus yang menyerang darah seperti hepatitis B, C, dan HIV dan juga infeksi yang menyerang saluran pencernaan.

Pekerja umum dan pekerja darurat harus diberitahu mengenai bagaimana cara yang tepat dalam menangani mayat.

4. Risiko-risiko lain

Tenggelam, cedera, trauma termasuk yang ada di dalam risiko akibat banjir. Hipotermia mungkin juga bisa terjadi terutama pada anak-anak yang terjebak banjir untuk waktu yang lama. Selain itu ada juga peningkatan risiko infeksi saluran pernapasan.

Pemadaman listrik akibat banjir bisa mengganggu pengolahan air dan suplai tanaman dan meningkatkan risiko penyakit seperti yang ditularkan melalui air.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya