Menguap Tanda Otak Butuh Oksigen, Benarkah?

Ada teori, menguap menandakan otak membutuhkan lebih banyak oksigen, benarkah demikian?

oleh Fitri Haryanti Harsono diperbarui 27 Feb 2018, 18:00 WIB
Diterbitkan 27 Feb 2018, 18:00 WIB
Menguap (iStockphoto)
Menguap tanda otak membutuhkan lebih banyak oksigen, benarkah? (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta Anda mungkin menguap kala merasa mengantuk atau bosan. Terkadang, Anda menguap juga tanpa alasan yang jelas sama sekali.

Salah satu teori soal menguap adalah orang menguap karena otak membutuhkan lebih banyak oksigen. Dokter medis keluarga, Donald Ford membantah teori tersebut.

"Itu tidak benar. Menguap berguna untuk membuka tabung eustachius (menghubungkan telinga bagian tengah ke bagian belakang tenggorokan, yang mengatur tekanan udara di telinga tengah," jelas Fords, dikutip dari Cleveland Clinic, Selasa (27/2/2018).

Baru-baru ini, peneliti juga menemukan, menguap terkait thermoregulasi otak, yang membantu otak mempertahankan suhu internalnya. Otak punya mekanisme pendinginan sendiri agar tidak terlalu panas.

Ibarat komputer pada tubuh, otak memanfaatkan menguap untuk mengatur suhu di otak.

 

 

Simak video menarik berikut ini:

Menguap itu menular

Menguap (iStockphoto)
Ada juga penjelasan, menguap itu menular. (iStockphoto)

Ada juga temuan penelitian lain yang mengatakan, menguap itu spontan dan menular. Hal itu terjadi kemungkinan besar karena Anda dan teman yang menguap berada di area yang sama.

Artinya, Anda berada di lingkungan suhu yang sama dengan teman. Otak pun akan berusaha mengatur suhunya.

Saat Anda merasa mengantuk atau bosan juga dipengaruhi suhu di otak. Kantuk, bosan, dan stres dikaitkan dengan fluktuasi suhu di otak.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya