Waspadai Keguguran Bila Muncul Demam Saat Hamil?

Apa sebenarnya kaitannya antara demam di saat masa kehamilan dengan risiko keguguran?

oleh Liputan6.com diperbarui 11 Mei 2018, 09:00 WIB
Diterbitkan 11 Mei 2018, 09:00 WIB
Ilustrasi ibu hamil (iStock)
Demam Apakah Ada Kaitannya dengan Keguguran? (iStock)

Liputan6.com, Jakarta Satu hal yang paling ditakutkan oleh para ibu hamil adalah risiko keguguran. Biasanya, kematian janin di dalam kandungan (abortus) terjadi pada masa kehamilan sampai 13 minggu. Atau kandungan yang berumur kurang dari 20 minggu.

Menurut American College Of Obstetricians and Gynecologists (ACOG), keguguran menjadi kejadian yang sering menyebabkan berakhirnya masa kehamilan. Sebuah penelitian mengungkapkan bahwa 10-25 persen kehamilan akan berakhir dengan keguguran. 

Dengan adanya risiko keguguran pada setiap kehamilan, setiap pasangan perlu selalu menjaga kelancaran masa kehamilan. Kondisi ini terutama pada trimester pertama alias hamil muda. Trimester pertama kehamilan adalah masa krusial perkembangan janin di dalam kandungan.

 

Demam Mempengaruhi Kehamilan

Ilustrasi Sakit Flu dan Demam
Ilustrasi Sakit Flu dan Demam (iStockphoto)

Demam merupakan salah satu gejala yang sering dialami banyak orang. Keadaan ini biasanya merupakan akibat adanya proses infeksi di dalam tubuh.

Demam yang dialami ibu hamil ditandai dengan peningkatan suhu di atas 38 derajat Celcius. Demam pada kehamilan bisa disebabkan oleh beberapa hal, di antaranya adalah karena selesma (common cold), influenza, infeksi saluran kemih, infeksi saluran pencernaan, infeksi cairan ketuban, hingga listeriosis.

Penelitian di Universitas Johns Hopkins, Amerika Serikat, mengisyaratkan hubungan antara demam dengan keguguran. Sementara itu, beberapa penelitian lainnya menemukan bahwa hipertermia, atau suhu tubuh yang tinggi, meningkatkan risiko terjadinya kecacatan pada tabung saraf janin dan keguguran.

 

Hubungan Deam dengan Kehamilan dan Keguguran

Tabung saraf adalah struktur yang akan berkembang menjadi otak dan saraf tulang belakang, sehingga mempunyai peran penting dalam perkembangan janin hingga lahir menjadi bayi. Kejadian kecacatan pada tabung saraf janin pada akhirnya juga dapat meningkatkan kejadian keguguran.

Peningkatan suhu yang tinggi pada trimester pertama dapat membahayakan janin dalam kandungan. Pada awal kehamilan, perkembangan janin sangat bergantung pada aktivitas protein yang sensitif terhadap suhu. Jika terjadi peningkatan suhu hingga mencapai 38,8 derajat Celcius, maka dapat mengganggu fungsi kerja protein tersebut sehingga bisa berujung pada keguguran. Perlu diketahui juga bahwa demam pada trimester ketiga dapat memengaruhi lapisan rahim.

Penulis : dr. Andika Widyatama / Klik Dokter

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya