Liputan6.com, Jakarta Konsumsi rokok di Indonesia saat ini sudah berada di level epidemik yang sangat mengancam populasi, terutama generasi muda. Kekhawatiran tentang bahaya rokok pun tengah menjadi perhatian besar pemerintah dan para pemerhati kesehatan lainnya.
Bagi para perokok, perilaku ini tentunya sudah dianggap biasa, dengan sekian banyak alasan pembenarannya. Hal ini pun tampaknya diamini oleh semua kalangan, tak terkecuali anak-anak usia sekolah. Meski bentuknya hanya coba-coba tapi hal semacam itu menjadi pintu masuk utama untuk menjadi seorang pecandu rokok.
Baca Juga
Kekhawatiran ini semakin bertambah dengan maraknya iklan rokok yang menampilkan sisi “kegagahan” seorang perokok. Meski telah diikuti dengan peringatan bahaya, namun kesan gagah dari seorang perokok tetap menjadi hal yang menarik untuk diikuti bagi para pelajar usia remaja.
Advertisement
Kekhawatiran yang sama dirasakan oleh siswa SMP Negeri 2 Losari, Kecamatan Losari Kab. Cirebon Jawa Barat. Mereka adalah Ziah, Jaroh, Salma, dan Ebah, kader kesehatan muda yang tergabung dalam Remaja Aktif Losari (REAKSI) di sekolahnya.
REAKSI merupakan salah satu program inovasi dari Puskesmas Losari atas inisiasi Pencerah Nusantara Angkatan IV pada tahun 2016. Kegiatan ini juga didukung oleh beberapa lembaga lintas sektor lainnya.
Pencerah Nusantara dan Puskesmas Losari juga turut mengambil bagian dalam mengedukasi anak-anak REAKSI. Sejauh ini REAKSI telah mendapat pengetahuan mengenai tumbuh kembang, gizi pada remaja, perilaku hidup bersih dan sehat, bahaya rokok, penggunaan NAPZA, pergaulan sehat, IMS dan HIV/AIDS. Pengetahuan ini diikuti dengan pelatihan mengenai konseling sebaya dan wawasan kebangsaan.
Berbekal pelatihan dan pendampingan yang sudah diberikan selama dua tahun terakhir, siswa SMP Negeri 2 Losari ini memberanikan diri untuk memberikan edukasi terhadap siswa lain di sekolah mereka dengan peran masing-masing.
Pada penyuluhan kali ini, Ziah dan Za’roh bertugas untuk menyampaikan materi. Mereka bergantian memberikan materi kepada teman-temannya, dan juga memotivasi agar temannya bertanya jika belum ada yang dimengerti. Ketika ditanya mengapa harus memilih penyuluhan tentang rokok, “Kami tidak ingin teman-teman kami ikut menjadi perokok, seperti anak-anak muda lain diluar sana. Itu berbahaya bagi kesehatannya dan juga orang –orang sekitar," ungkap Ziah.
Sebagai pembina REAKSI di sekolah tersebut, Bu Herna pun mengaku bangga akan keberanian siswanya dalam memberikan penyuluhan. “Ini merupakan kali pertama siswa memberikan penyuluhan bagi kepada sesamanya, saya serta guru-guru lain tentunya sangat bangga. Semoga kedepannya mereka bisa lebih aktif lagi dalam memberikan edukasi," ungkapnya.
Sejauh ini Pencerah Nusantara dan Puskesmas Losari telah melakukan pendampingan pada lima kader di lima sekolah di wilayah kecamatan Losari. Masih banyak aksi-aksi luar biasa yang akan dilakukan oleh anak REAKSI ini. Harapannya, keberadaan REAKSI dapat menginspirasi siswa lain untuk berperilaku hidup sehat yang diikuti dengan dukungan dari para pihak sekolah dan lembaga terkait lainnya.
Penulis : Gerhard Gunawan (Pencerah Nusantara Angkatan VI)