Memilih Rokok atau Kesehatan di The 5th Indonesian Conference on Tobacco or Health

The 5th Indonesian Conference on Tobacco or Health (ICTOH) merupakan konferensi nasional tahunan pengendalian tembakau untuk berdiskusi dan mempresentasikan hasil penelitian dan program pengendalian rokok di Indonesia.

oleh Arina Aisyal diperbarui 12 Mei 2018, 12:00 WIB
Diterbitkan 12 Mei 2018, 12:00 WIB
Peserta ICTOH V, Surabaya, 6-8 Mei 2018.
Dokumentasi CISDi

Liputan6.com, Jakarta The 5th Indonesian Conference on Tobacco or Health (ICTOH) merupakan konferensi nasional tahunan pengendalian tembakau yang mempertemukan pemangku kepentingan, akademisi, penggiat pengendalian tembakau untuk berdiskusi dan mempresentasikan hasil penelitian dan program pengendalian rokok di Indonesia. Tema ICTOH ke 5 ini adalah “Indonesia Bersatu Menciptakan Generasi Tanpa Tembakau”. 

ICTOH diinisiasi oleh Tobacco Control Support Center-Ikatan ahli kesehatan masyarakat indonesia (TCSC-IAKMI) pada tahun 2014. Konferensi ini juga didukung oleh Kementerian Kesehatan, Indonesian Tobacco Control Network (ITCN), WHO, dan The Union. Sampai saat ini ICTOH telah memasuki tahun ke-5 penyelenggaran.

The 5th ICTOH diselenggarakan di Surabaya oleh TCSC-IAKMI dan Fakultas Kesehatan Masyarakan Universitas Airlangga. Dilaksanakan pada 6-8 mei 2018, agenda ICTOH menyasar beberapa kelompok yang memegang peran penting dalam pengendalian tembakau, seperti tobacco control youth bootcamp untuk para pelajar dan mahasiswa. Terdapat pula Workshop Peluang Pemanfaatan Pajak Rokok Daerah untuk program pengendalian tembakau yang berkelanjutan yang diikuti dengan konferens utama.

Pemaparan Emmy Nirmalasari mengenai optimalisasi peran guru dalam edukasi dampak bahaya rokok terintegrasi dengan mata pelajaran sekolah di tingkat sekolah menengah pertama
Dokumentasi CISDI

Sebagai ajang ilmiah yang menampilkan data-data dan hasil-hasil penelitian terbaru baik nasional dan internasional yang berkaitan dengan upaya pengendalian tembakau, CISDI (Center for Indonesia’s Strategic Development Initiatives) mengirimkan enam abstrak yang ditulis oleh Egi Abdul Wahid, Zakiyah, Nurmalasari, Emmy Nirmalasari, Siska Verawati, dan Sofwatun Nida.

 

CISDI mengemukakan beberapa program pengendalian tembakau, seperti PROGRESIF dan Penggerak Nusantara, yang merupakan program denormalisasi rokok pada anak usia sekolah dengan mengintegrasikan pendidikan pengendalian tembakau pada kurikulum sekolah dan teman sebaya. Inovasi lain yang dipaparkan oleh CISDI adalah intervensi pembuatan peraturan kecamatan mengenai Kawasan Tanpa Rokok (KTR) di Pulau Ende melalui Pencerah Nusantara.

 

“Seminar ini sangat relevan dalam menyebarkan data dan informasi terbaru kepada publik untuk memperkuat dukungan publik dalam upaya pengendalian tembakau”, papar Emmy Nirmalasari, Program Management Officer di CISDI. Ke depan, diharapkan akan terjadi implementasi kebijakan pengendalian tembakau yang Iebih kuat dan tegas.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya