Terjebak di Gua, Berat Badan Anggota Tim Sepak Bola Remaja Thailand Turun

Kesehatan para korban yang terjebak di gua di Thailand secara umum baik, tapi bobot badan mereka turun.

oleh Benedikta Desideria diperbarui 11 Jul 2018, 16:00 WIB
Diterbitkan 11 Jul 2018, 16:00 WIB
9 Hari Hilang di Gua, 12 Remaja Thailand Ditemukan Kurus Kering
Berat badan tim sepak bola remaja Thailand yang terjebak di gua turun 2 kg (AFP PHOTO/LILLIAN SUWANRUMPHA)

Liputan6.com, Jakarta Setelah lebih dari dua minggu terjebak di gua, akhirnya seluruh remaja dan pelatih tim sepak bola remaja Thailand berhasil keluar dengan selamat pada Selasa (10/7/2018). Kesehatan mereka pun diperiksa. Hasilnya kondisi mereka baik, tapi sebagian besar berat badannya turun.

"Berdasarkan pemeriksaan, mereka dalam kondisi baik dan tidak stres. Sebagian besar remaja berat badannya turun 2 kg," kata Inspektur Departemen Kesehatan Thailand kepada awak media melansir Straits Time, Rabu (11/7/2018).

Walau kondisi mereka secara umum baik, ada dua anak yang terkena pneumonia. Selain itu, petugas kesehatan khawatir mereka terkena berbagai infeksi, termasuk penyakit yang disebabkan oleh hewan-hewan yang ada di gua.

Berdasarkan pengakuan para remaja, mereka tidak pernah melihat kelelawar atau hewan lainnya. Namun, dokter bakal tetap mengawasi kemungkinan mereka terkena penyakit menular yang berasal dari hewan.

Berbagai sampel yang dibutuhkan telah dikirim ke laboratorium Chulalongkorn Hospital Bangkok, Thailand. Hasilnya akan keluar dua hari mendatang.

 

Saksikan juga video menarik berikut:

Kesehatan mental masih rapuh

9 Hari Hilang di Gua, 12 Remaja Thailand Ditemukan Kurus Kering
Anak-anak dan pelatih tim sepak bola remaja Thailand saat diselamatkan di sebuah gua di Chiang Rai, Thailand, Senin (2/7). Petugas penyelamat menemukan 12 anak laki-laki dan seorang pelatih dalam kondisi hidup. (Navy Seal Thailand via AP)

Psikiater Royal College of Psychiatrist, Anannya Sinrachatanant, mengatakan kesehatan mental para korban masih rapuh karena mereka baru saja selamat dari peristiwa traumatis selama dua minggu.

Anannya juga berharap keluarga yang mendampingi para korban menahan diri untuk tidak bertanya apa yang terjadi ketika terjebak dalam gua. Psikiater ini juga berharap keluarga sama sekali tidak menyalahkan para korban atas kejadian yang menimpa mereka.

Terakhir, wanita ini berharap media dan publik menghormati privasi mereka serta tidak menyebarkan berita hoax terkait hal ini.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya