Liputan6.com, Jakarta Anak usia dua tahun kerap mengamuk tak terkendali atau tantrum. Menurut studi sekitar 60-90 persen anak 2-4 tahun tantrum.
Puncak anak mengamuk tak terkendali ketika 2,5 hingga 3 tahun. Saat usia 5, tantrum akan berkurang karena mereka sudah bisa mengenali emosinya dan menyampaikannya dengan baik.
Baca Juga
Ada banyak hal yang bisa memicu tantrum. Banyak orangtua yang mengira hal tersebut dipicu karena sikap disiplin atau pelarangan dari orangtua. Tapi pencetusnya lebih kompleks dari hal tersebut. Berikut tiga pemicu tantrum yang sering terjadi seperti mengutip Simple Most.
Advertisement
1. Kelelahan atau mengantuk
Anak 2 hingga 4 tahun tak tahu kalau ia lelah dan mengantuk artinya harus beristirahat. Sehingga saat diajak bermain, makan atau hal lain, bukan merespons dengan baik anak malah menangis dan tantrum.
Sebaiknya orangtua peka dengan kondisi fisik anak. Jika dirasa ia sudah lelah dan butuh istirahat, segara ajak untuk tidur siang.
* Update Terkini Asian Games 2018 Mulai dari Jadwal Pertandingan, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru dari Arena Pesta Olahraga Terbesar Asia di Sini
Saksikan juga video berikut ini:
2. Orangtua tidak beri perhatian
Anak sangat peka terhadap sikap orangtuanya. Misalnya, saat si kecil ingin menunjukkan mainan barunya pada sang ayah, sementara ayahnya masih sibuk berkutat dengan laptop atau gadget dan tak mendengarkan, anak bisa jadi sangat kecewa. Jangan heran kalau anak juga berulah dan mengamuk.
3. Diburu-buru
Terkadang karena dikejar waktu, orangtua meminta Si Kecil menyelesaikan aktivitasnya secara cepat. Saat main, mainannya dibereskan secepatnya atau langsung dimandikan dan dipakaikan baju tanpa jeda. Faktanya anak balita tinggal dalam dunia yang lambat, menikmati tiap momen, selalu ingin bermain.
Memaksanya dalam situasi yang diburu-buru akan membuat stres. Hal ini tentu berdampak pada kestabilan emosinya dan efeknya menjadi tantrum.
Penulis: Mutia
Sumber: Dream.co.id
Advertisement