Penelitian tentang Praktik Boneka Voodoo Raih Ig Nobel Prize

Ig Nobel Prize, sebuah penghargaan untuk penelitian-penelitian yang dilakukan dengan cara yang ilmiah, tapi aneh dan kreatif.

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 18 Sep 2018, 15:00 WIB
Diterbitkan 18 Sep 2018, 15:00 WIB
Dendam aneh (4)
Boneka voodoo di Museum of Witchcraft. (Sumber Wikimedia Commons)

 

Liputan6.com, Jakarta Tidak semua penghargaan di bidang sains diberikan untuk penemuan yang benar-benar merevolusi dunia. Seperti yang dilakukan di Ig Nobel Prize.

Beberapa penelitian yang terdengar tidak berguna, tapi kreatif, pun berhasil mendapatkan penghargaan. Pada 13 September lalu, Ig Nobel Prize diberikan kepada mereka yang dianggap membuat orang tertawa dan kemudian berpikir.

Ini merupakan ke-28 kalinya penghargaan Ig Nobel Prize diberikan. Upacara tersebut dipenuh tawa dan musik dan dilakukan di Universitas Harvard oleh Annals of Improbable Research (AIR), sebuah majalah humor ilmiah internasional yang menyindir jurnal akademik tradisional dan berusaha meningkatkan perhatian publik tentang sains.

Para penerimanya yang berasal dari seluruh dunia, datang ke Cambridge, Massachusettes dengan biaya sendiri. Mereka juga menerima hadiah uang tunai senilai 10 triliun dolar Zimbabwe.

Melansir dari Deutsche Welle pada Senin (17/9/2018), salah satu penerima penghargaan di bidang ekonomi adalah Lindie Liang, seorang profesor bisnis Kanada yang mempelajari agresi di tempat kerja. Dia memutuskan bahwa ketika para pekerja diizinkan untuk melakukan praktik boneka voodoo virtual pada bosnya, akan merasa lebih baik karena persepsi ketidakadilan mereka dihilangkan.

 Saksikan juga video menarik berikut ini: 

 

Tubuh Manusia Tidak Bergizi

Ilustrasi kanibalisme
Ilustrasi kanibalisme (iStock)

Sementara itu, James Cole, seorang dosen arkeolog Inggris, mengungkapkan bahwa terlepas dari persepsi yang diterima di balik praktek kanibalisme manusia, daging manusia sesungguhnya tidak padat kalori.

"Kita tidak sangat bergizi," ujar Cole.

Dari Jepang, Dr. Akira Horiuchi, seorang dokter anak mendapatkan penghargaan di bidang pendidikan medis dengan prosedur kolonoskopi yang dilakukan sendiri dengan duduk di rumah.

Dari Spanyol, sekelompok peneliti membawa pulang penghargaan karena penelitiannya dalam mengukur frekuensi, motivasi, dan efek dari berteriak dan memaki saat mengemudi. Penelitian itu menemukan, bahwa satu dari empat pengemudi berteriak atau mengumpat di belakang setir. Studi itu memenangkan penghargaan di bidang perdamaian.

Kategori lainnya juga dalam bidang pengobatan, yaitu tentang cara membuka saluran untuk batu ginjal dengan roller coaster. Sementara di bidang literatur, penelitian yang mengungkapkan bahwa sebagian besar pengguna produk berteknologi tinggi tidak membaca instruksi manual, memenangkan penghargaan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya