Perjuangan Rashid demi Bertemu Keluarga yang Selamat dari Gempa Palu

Demi bertemu dan mencari anggota keluarganya yang selamat dari gempa Palu, Rashid pun pulang ke kampung halamannya di Palu.

oleh Fitri Haryanti Harsono diperbarui 04 Okt 2018, 16:00 WIB
Diterbitkan 04 Okt 2018, 16:00 WIB
Ratusan Rumah di Petobo Terendam Lumpur
Pantauan udara ratusan rumah terendam lumpur dan tanah di Petobo, Palu Selatan, Sulawesi Tengah, Rabu (3/10). Menurut BNPB, sedikitnya 744 rumah terendam akibat fenomena likuifaksi. (Liputan6.com/Fery Pradolo)

Liputan6.com, Palu, Sulawesi Tengah Saat gempa Palu berkekuatan magnitudo 7,7 melanda Palu pada 28 September 2018, Sharif, seorang penjual makanan berteriak kepada istrinya, Umi dan anak-anaknya untuk lari secepat mungkin ke atas gunung. Sharif takut, sesuatu buruk akan terjadi.

Tak beberapa lama setelah gempa Palu, tiba-tiba tanah di bawah rumah seakan meleleh layaknya air dan berubah menjadi lumpur. Fenomena pasca gempa yang disebut likuifaksi ini pun dialami Sharif. Bak ditelan bumi. Kabar Sharif belum terdengar sejak saat itu.

Rashid (22) pulang ke Palu pada penerbangan hari Rabu, 3 Oktober 2018. Pemuda itu bekerja sebagai buruh di ibukota, Jakarta untuk membantu perekonomian keluarga. Begitu ia mendengar tentang gempa Palu, ia segera berkemas.

Perjuangan pulang ke Palu tidak mudah. Rashid harus tidur di bandara menunggu penerbangan paling awal ke Palu.

"Ketika gempa terjadi, aku segera menelepon ayahku. Tapi tidak ada yang menjawab teleponnya," kata Rashid, sebagaimana dikutip dari laman Al Jazeera, Kamis (4/10/2018) di pesawat yang bertolak dari Makassar.

Air mata mengalir di wajah Rashid. "Aku masih berharap ayah selamat (dari gempa Palu)."

 

 

Simak video menarik berikut ini:

Selamat berkat naik ke atas gunung

Ratusan Rumah di Petobo Terendam Lumpur
Pantauan udara ratusan rumah terendam lumpur dan tanah di Petobo, Palu, Sulawesi Tengah, Rabu (3/10). Fenomena likuifaksi merupakan hilangnya kekuatan tanah akibat besarnya massa dan volume lumpur yang keluar pasca gempa. (Liputan6.com/Fery Pradolo)

Rashid baru mendengar panggilan ibunya, Umi dan empat saudara kandung pada Senin (1/10/2018). Mereka selamat dari terjangan tsunami dan likuifaksi.

"Adikku yang masih remaja tidak ada di rumah pada waktu itu. Jadi, ibuku harus menggendong tiga adikku yang kecil saat berlari ke atas gunung," Rashid pun menggeleng tak percaya.

"Sayangnya, ayahku. Dia bahkan tidak bisa lari."

Bawa perbekalan dan obat-obatan

Ratusan Rumah di Petobo Terendam Lumpur
Pantauan udara ratusan rumah terendam lumpur dan tanah di Petobo, Palu Selatan, Sulawesi Tengah, Rabu (3/10). Fenomena likuifaksi tersebut terjadi pasca gempa berkekuatan 7,4. (Liputan6.com/Fery Pradolo)

Dalam perjalanan pulang ke Palu, Rashid juga membawa makanan, air, dan obat-obatan untuk anggota keluarganya yang masih hidup.

"Aku memikirkan tentang kondisi keluargaku. Apalagi saat ibu dan adik-adikku melarikan diri. Mereka hanya punya satu-satunya pakaian yang dikenakan saja. Tidak ada (pakaian) yang lain," ujar Rashid.

Setiba di Palu nanti, Rashid juga harus melakukan perjalanan panjang ke atas gunung untuk melihat keluarganya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya