9 Penyebab Berat Badan Naik walau Makan Sedikit

Bisa jadi karena efek obat, perubahan hormon dan berikut hal lainnya.

oleh Liputan6.com diperbarui 10 Nov 2018, 15:00 WIB
Diterbitkan 10 Nov 2018, 15:00 WIB
Timbangan
Ilustrasi timbangan (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta Bagi Anda yang tengah menurunkan berat badan, biasanya bakal mengurangi asupan makanan. Namun, banyak yang sudah melakukan hal tersebut berat badannya tetap naik.

Angka di timbangan yang bergeser ke kanan bisa jadi merupakan efek samping dari beberapa gangguan kesehatan, atau perubahan yang terjadi di dalam tubuh. Berikut ini kita akan membahas kemungkinan-kemungkinan penyebabnya dengan lebih rinci seperti dilansir Healthline.

1. Obat

Banyak obat-obatan farmasi yang dapat menyebabkan penambahan berat badan sebagai efek samping. Misalnya saja obat-obatan dalam golongan kortikosteroid, antidepresan, obat antipsikotik, atau pil kontrasepsi.

Sejumlah penelitian telah mengaitkan antidepresan dengan kenaikan berat badan. Obat diabetes dan antipsikotik juga demikian.

Obat-obatan ini mengubah fungsi tubuh dan otak Anda secara temporer, sehingga mengurangi tingkat metabolisme atau malah meningkatkan nafsu makan.

2. Resistensi Leptin

Leptin adalah hormon yang memainkan peran penting dalam obesitas. Hormon ini diproduksi oleh sel-sel lemak.

Pada orang sehat, kadar leptin yang tinggi terkait dengan berkurangnya nafsu makan. Seharusnya hormon ini berfungsi memberitahu otak seberapa tinggi simpanan lemak yang ada.

Masalahnya adalah bahwa leptin tidak berfungsi sebagaimana mestinya pada beberapa orang gemuk. Kadar leptin mereka bisa saja tinggi, namun nafsu makan juga tidak berkurang karenanya. Kondisi ini disebut resistensi leptin dan diyakini sebagai faktor utama dalam patogenesis obesitas.

 

Saksikan juga video menarik berikut:

3. Kehamilan

Ilustrasi Wanita Hamil (iStockphoto)
Ilustrasi Wanita Hamil (iStockphoto)

Penyebab paling umum dari kenaikan berat badan yang tidak disengaja adalah kehamilan. Tetapi banyak wanita yang sengaja makan lebih banyak untuk mendukung pertumbuhan bayi.

Selama kehamilan, sebagian besar wanita menambah berat badan saat bayi tumbuh. Berat badan ekstra ini terdiri dari bayi, plasenta, cairan ketuban, peningkatan suplai darah, dan rahim yang membesar.

4. Perubahan hormonal

Antara usia 45 dan 55 tahun, wanita memasuki tahap yang disebut menopause. Selama tahun-tahun reproduksi wanita, hormon estrogen yang bertanggung jawab untuk menstruasi dan ovulasi mulai menurun. Begitu menopause terjadi, estrogen terlalu rendah untuk menginduksi menstruasi.

Penurunan estrogen dapat menyebabkan wanita menopause mengalami kenaikan berat badan di sekitar daerah perut dan pinggul. Selain dari perubahan hormonal menopause, wanita yang didiagnosis dengan sindrom ovarium polikistik (PCOS) juga dapat mengalami kenaikan berat badan.

5. Menstruasi

Ilustrasi darah menstruasi (iStockphoto)
Ilustrasi darah menstruasi (iStockphoto)

 

Peningkatan berat badan berkala sering disebabkan oleh siklus menstruasi. Wanita mungkin mengalami retensi air dan kembung sekitar waktu menstruasi mereka. Perubahan kadar estrogen dan progesteron dapat menyebabkan bertambahnya berat badan.

Biasanya, peningkatan berat badan hanya beberapa kilogram dan turun lagi ketika periode menstruasi berakhir untuk bulan itu.

6. Retensi cairan

Peningkatan berat badan dengan cepat yang tidak dapat dijelaskan mungkin disebabkan oleh retensi cairan. Retensi cairan, juga dikenal sebagai edema dapat menyebabkan anggota badan, tangan, kaki, wajah, atau perut terlihat bengkak.

Orang dengan gagal jantung, penyakit ginjal, atau mereka yang mengonsumsi obat tertentu mungkin mengalami kenaikan berat jenis ini.

7. Hipotiroidisme

Ketika kelenjar tiroid Anda tidak berfungsi normal, banyak fungsi tubuh Anda jadi melambat. Salah satunya adalah tingkat metabolisme.

Jika kelenjar tiroid Anda tidak berfungsi dengan baik, laju metabolisme basal Anda mungkin rendah. Untuk alasan itu, tiroid yang kurang aktif biasanya dikaitkan dengan penambahan berat badan. Semakin parah kondisinya, semakin kenaikan besar berat badan Anda. Namun gejala seperti ini biasanya berkembang dalam jangka waktu yang lama.

8. Sindrom Cushing

Ilustrasi timbangan
Ilustrasi timbangan (iStock)

 

Sindrom Cushing juga dikenal dengan istilah hiperkortisolisme. Kondisi ini terjadi karena kadar hormon kortisol yang tinggi secara abnormal. Ini bisa terjadi karena berbagai alasan. Penyebab paling umum adalah penggunaan obat kortikosteroid berlebihan.

Gejala yang paling umum dari kondisi ini adalah penambahan berat badan. Terdapat timbunan lemak, terutama di bagian muka yang menyebabkan wajah bulat, atau di antara bahu dan punggung atas yang menyebabkan area tersebut tampak seperti punuk kerbau.

Dokter Anda dapat merekomendasikan beberapa tes dan perawatan diagnostik yang berbeda. Dalam kebanyakan kasus, obat dapat membantu Anda mengelola kadar kortisol Anda.

9. Sembelit

Konstipasi atau yang lebih kita kenal dengan istilah sembelit juga bisa menyebabkan kenaikan berat badan. Terutama jika jenisnya adalah sembelit akut yang sudah berlangsung lebih dari seminggu. Walaupun begitu kenaikan berat badan seperti ini biasanya bersifat temporer.

 

Penulis: Tantri Setyorini/Merdeka.com

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya