Pakar Kesehatan Berbagi Tips Tangani Korban Tsunami Selat Sunda

Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, dr Ari F Syam memberikan tips penanganan korban bencana tsunami Selat Sunda.

oleh Dyah Puspita Wisnuwardani diperbarui 24 Des 2018, 08:00 WIB
Diterbitkan 24 Des 2018, 08:00 WIB
Pengungsi Tsunami Anyer di Lapangan Futsal
Warga korban Tsunami Anyer mengungsi di lapangan futsal Labuan, Banten, Minggu (23/12). Akibat adanya pengungsi, petugas medis dan Dinas Sosial dikerahkan untuk menangani pengungsi. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta Data terkait korban tsunami Selat Sunda masih terus dilengkapi. Hingga Minggu 23 Desember 2018 pukul 16.00 WIB, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat 222 orang meninggal dunia, 843 orang luka-luka, dan 28 orang hilang akibat tsunami yang melanda pada Sabtu (22/12/2018) malam.

Terkait korban di wilayah terdampak, Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Prof Ari F Syam memberikan tips penanganan korban bencana tsunami Selat Sunda. Berikut poin-poin penting yang dibagikan oleh Prof Ari melalui pesan singkatnya, diterima Health-Liputan6.com pada Minggu (23/12/2018).

Untuk korban luka, Prof Ari mengatakan untuk segera ditangani dan dievakuasi ke Puskesmas dan rumah sakit terdekat guna mendapat penanganan lebih lanjut.

"Semakin cepat diobati, semakin cepat mencegah komplikasi infeksi pada luka tersebut," ujar Prof Ari.

Tim dokter yang menangani korban tsunami Selat Sunda pun harus bersiap dengan obat-obatan pembersih luka, antibiotika dan obat penghilang luka. Sarung tangan, benang, obat lidocain, dan jarum guna menutup luka. Sementara pasien dengan patah tulang perlu penanganan ahlinya, seperti dokter beda/dokter bedah tulang untuk tindakan operasi. 

 

Saksikan juga video berikut ini:

 

Makanan dan Minuman yang Cukup bagi Pengungsi Tsunami Selat Sunda

Saat bencana alam seperti tsunami melanda, tentu ada pula korban yang terseret arus sehingga hilang. Bagi korban hilang, segera dilakukan pencarian, identifikasi, serta dimakamkan (bagi yang tak dapat diselamatkan).

Melalui pesan tersebut Prof Ari pun mengatakan, pihak FKUI telah turut serta mengirimkan bantuan tenaga medis. "Saat ini, tim DVI sudah mulai bekerja, tim bantuan dari Departemen Forensik FKUI RSCM sudah mengirim tim dokter."

Salah satu hal yang tak kalah penting bagi para korban tsunami Selat Sunda yakni asupan makanan dan minuman yang cukup selama berada di pengungsian. "Ini juga membuat mereka tenang karena kebutuhan hidup dasarnya dipenuhi. Pengadaan sembako pada lokasi pengungsian dengan jumlah besar harus dikawal oleh polisi," tutur praktisi klinis RSCM ini.

Tak lupa dr Ari mengingatkan agar makanan yang dikonsumsi para korban tsunami Selat Sunda harus dalam keadaan segar. Serta dapur-dapur umum selalu mendapat suplai bahan makanan dan air bersih yang memadai.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya