Awas, Pemilik Perut Buncit Rentan Kena Alzheimer

Satu lagi efek orang yang memiliki perut buncit, risiko terkena penyakit Alzheimer pun ada.

oleh Fitri Syarifah diperbarui 12 Jan 2019, 12:00 WIB
Diterbitkan 12 Jan 2019, 12:00 WIB
Perut Gemuk dan Perut Buncit
Ilustrasi perut buncit (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta Banyak penelitian yang mengungkap bahwa perut buncit bisa mengundang beberapa penyakit seperti jantung dan diabetes. Ternyata tak cuma itu saja.

Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal peer-review Neurology pada awal Januari ini menunjukkan bahwa kelebihan lemak perut juga berdampak pada otak Anda seperti dilansir Prevention, Sabtu (12/1/2019).

Dalam studi tersebut, para peneliti mengikuti 9.652 peserta dengan usia rata-rata 55 tahun dan membandingkan indeks massa tubuh (BMI) dengan volume materi abu-abu dan materi putih di otak mereka.

Materi abu-abu adalah jaringan gelap di otak dan sumsum tulang belakang yang berisi neuron dan merupakan tempat sinapsis dibuat, sedangkan materi putih terbuat dari serat saraf yang menghubungkan materi abu-abu.

Seiring bertambahnya usia, volume materi abu-abu dan putih di otak berkurang, yang meningkatkan risiko penyakit Alzheimer dan demensia.

 


Perut buncit pengaruhi sistem saraf pusat

Perut Gemuk dan Perut Buncit
Ilustrasi Foto Perut Gemuk (iStockphoto)

Para peneliti menemukan, partisipan dengan IMT tinggi (indikator obesitas) memiliki volume materi abu-abu yang jauh lebih rendah di otak dibandingkan dengan partisipan dengan IMT sehat.

Hasilnya menunjukkan bahwa memiliki lingkar pinggang yang besar memengaruhi sistem saraf pusat, tetapi diperlukan lebih banyak penelitian untuk memverifikasi korelasinya.

"Sementara penelitian kami menemukan obesitas, terutama di sekitar bagian tengah, dikaitkan dengan volume otak materi abu-abu yang lebih rendah, tidak jelas apakah kelainan pada struktur otak menyebabkan obesitas atau jika obesitas menyebabkan perubahan ini di otak," kata penulis studi, Mark Hammer, PhD.

Di sisi lain, Ketua departemen studi nutrisi dan makanan di George Mason University dan direktur Johns Hopkins Weight Management Center, menyampaikan, studi ini harus menjadi perhatian karena lemak perut adalah lokasi paling berbahaya untuk menyimpan lemak.

"Itu karena lemak perut lebih aktif daripada jenis lemak tubuh lainnya yang mempengaruhi sirkulasi aliran darah, dan menyebabkan lemak dalam darah Anda naik," pungkasnya.

 

Saksikan juga video menarik berikut

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya