3 Wilayah di Jakarta yang Penduduknya Rentan Terjangkit DBD

Ada tiga wilayah di Jakarta yang rentan terjangkit Demam Berdarah Dengue (DBD), ketahui di mana saja.

oleh Fitri Haryanti Harsono diperbarui 24 Jan 2019, 17:00 WIB
Diterbitkan 24 Jan 2019, 17:00 WIB
Nyamuk
Tiga wilayah di Jakarta yang rentan DBD. (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta Ada tiga wilayah di Jakarta yang masyarakatnya rentan terjangkit Demam Berdarah Dengue (DBD). Menurut Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Widyastuti tiga wilayah itu adalah Jakarta Barat, Jakarta Timur, dan Jakarta Selatan.

Intensitas hujan dan kelembaban udara di ketiga wilayah Jakarta tersebut termasuk kategori tinggi (lebih dari 75 persen). Sehingga, selama dari Januari-Maret 2019, masyarakat di Jakarta, terutama di tiga wilayah tersebut, perlu waspada DBD.

Prediksi probabilitas kesesuaian kelembapan udara pada Januari 2019 di area Jakarta meliputi Jakarta Barat: 77 persen; Jakarta Selatan 76 persen; Jakarta Timur: 77 persen; Jakarta Pusat: 74 persen; Jakarta Utara: 73 persen.

Prediksi kelembapan udara pada Februari 2019, yaitu Jakarta Timur: 81 persen; Jakarta Selatan: 80 persen; Jakarta Barat: 79 persen; Jakarta Pusat: 77 persen; Jakarta Utara: 77 persen.

Sementara itu, prediksi kelembapan pada Maret 2019, yakni Jakarta Timur: 81 persen; Jakarta Selatan: 80 persen; Jakarta Barat: 79 persen; Jakarta Pusat: 77 persen; Jakarta Utara: 77 persen.

"Itu datanya diperoleh dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG). Datanya juga dari penelitian beberapa instansi terkait tiga wilayah di Jakarta yang diwaspadai rentan DBD," jelas Widyastuti saat dikonfirmasi Health Liputan6.com melalui sambungan telepon, Kamis, 24 Januari 2019.

 

 

Simak video menarik berikut ini:


Bubuk larvasida dan tanaman pengusir nyamuk

Nyamuk
Antisipasi nyamuk pembawa virus DBD. (iStockphoto)

Untuk antisipasi wabah DBD, terutama di Jakarta Barat, Jakarta Timur, dan Jakarta Selatan, masyarakat diimbau menerapkan 3M. Tentu Anda masih ingat apa saja 3M.

Menguras dengan membersihkan tempat yang sering dijadikan tempat penampungan air seperti bak mandi, ember air, tempat penampungan air minum, penampung air lemari es, dan lain-lain.

Menutup rapat-rapat tempat-tempat penampungan air seperti drum, kendi, toren air, dan lain sebagainya. Lalu, memanfaatkan kembali atau mendaur ulang barang bekas yang memiliki potensi untuk jadi tempat perkembangbiakan nyamuk Aedes aegypti, pembawa virus DBD.

"Perlu juga menaburkan bubuk larvasida pada tempat penampungan air yang sulit dibersihkan. Menaruh perangkat jentik nyamuk biar nyamuk enggak berkembang biak," Widyastuti menambahkan.

Selain itu, masyarakat bisa juga menanam tanaman pengusir nyamuk, seperti zodia dan lavender. Kedua tanaman itu tidak disukai nyamuk. 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya