Liputan6.com, Jakarta Hampir separuh provinsi di Indonesia melaporkan memiliki kasus demam berdarah dengue (DBD) dalam tiga bulan terakhir. Jawa Timur, Sulawesi Utara, dan Jawa Barat adalah tiga provinsi dengan peringkat kasus DBD tertinggi hingga Selasa, 22 Januari 2019 seperti disampaikan Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik Kementerian Kesehatan RI, dr. Siti Nadia Tarmizi, M.Epid.
Tentu Anda pasti tidak ingin terkena DBD. Nah, ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk menekan kemungkinan terkena DBD yakni:
Baca Juga
1. Memastikan rumah bebas nyamuk dan jentik nyamuk
Advertisement
"Harus dimulai dari kita sendiri, penularannya kan di rumah. Jadi harus memastikan rumah bebas nyamuk. Harus dibersihkan dan tidak ada jentik nyamuk di rumah," kata Nadia saat dihubungi Health-Liputan6.com ditulis Rabu (23/1/2019).
2. Jaga daya tahan tubuh
"Di tengah-tengah perubahan cuaca seperti ini jagalah daya tahan tubuh. Karena kan di saat seperti ini cenderung sakit, jadi jaga daya tahan tubuh ya," saran Nadia.
3. Bila demam segera ke puskesmas/klinik
Kala kasus DBD merebak, bila tubuh demam 1-2 hari segera ke klinik atau puskesmas terdekat.
"Kan gejala yang khas itu demam tinggi dan ada bintik merah. Kadang, belum sampai ke bintik merah atau demam hanya sedikit, itu sudah demam berdarah. Maka perlu pemeriksaan darah untuk memastikan apakah DBD atau bukan," kata Nadia.
Kewaspadaan ini diperlukan karena kemungkinan terjangkit DBD lebih besar.
Selain demam, gejala lain bisa berupa pusing, mual, muntah, dan tulang yang terasa begitu ngilu.
4. Pola nyamuk menggit pada pagi dan sore
Nyamuk betina Aedes aegypti yang membawa virus dengue menggigit di pagi dan sore hari. Oleh karenanya, orangtua harus memastikan anak-anak terhindar dari gigitan nyamuk. Bisa dengan mengenakan pakaian lengan panjang dengan warna-warna terang. Serta rajin melakukan pemberantasan sarang nyamuk.
Saksikan juga video menarik berikut
Advertisement