Liputan6.com, Jakarta Sebuah penelitian terbaru kembali mengungkap efek buruk kurang tidur bagi jantung dan pembuluh darah. Studi menggunakan tikus ini menunjukkan, kualitas tidur sangat mempengaruhi hormon tertentu hingga menyebabkan aterosklerosis (penumpukan plak pada arteri).
Seperti dilansir Livescience, Rabu (20/2/2019) peneliti mengamati beberapa tikus yang rentan terhadap aterosklerosis. Sebagian dibiarkan tidur dalam jumlah yang cukup, sementara yang lain kurang tidur.
Baca Juga
Lalu, apa hasilnya?
Advertisement
"Tidur sangat membantu meningkatkan kesehatan pembuluh darah. Sebaliknya, kurang tidur mengakibatkan rusaknya kontrol produksi sel yang bisa mencegah penyakit," kata penulis senior Filip Swirski, dari Pusat Biologi Sistem Rumah Sakit Umum Massachusetts, Amerika Serikat.
Tikus yang kurang tidur juga memiliki tingkat hormon yang disebut hipokretin (juga dikenal sebagai orexin) lebih rendah di bagian otak mereka yang disebut hipotalamus. Pada manusia, hipokretin dianggap meningkatkan kesadaran, dan kadar hormon ini diketahui berkurang pada orang dengan gangguan tidur narkolepsi.
Yang menarik, studi yang diterbitkan dalam jurnal Nature ini juga menunjukkan bahwa orang-orang dengan narkolepsi juga memiliki risiko penyakit jantung yang lebih tinggi daripada orang-orang yang tidak memiliki narkolepsi, catat para peneliti. Narkolepsi adalah suatu bentuk gangguan saraf yang memengaruhi kemampuan otak untuk mengatur siklus bangun-tidur seseorang.
Para peneliti menemukan bahwa penurunan kadar hipokretin menyebabkan peningkatan kadar protein yang disebut CSF1, yang pada gilirannya meningkatkan produksi sel darah putih inflamasi di sumsum tulang dan mempercepat aterosklerosis.
"Kita sekarang perlu mempelajari jalur ini pada manusia dan mengeksplorasi cara-cara lain bahwa tidur dapat memengaruhi kesehatan jantung," kata Swirski.
Â
Â
Saksikan juga video menarik berikut