Cek Risiko Penyakit Jantung dari Kemampuan Push-up

Pria paruh baya yang bisa push-up lebih dari 40 kali cenderung lebih kecil mengalami masalah jantung.

oleh Liputan6.com diperbarui 23 Feb 2019, 11:00 WIB
Diterbitkan 23 Feb 2019, 11:00 WIB
cara mengecilkan lengan
Push-up sempurna (sumber: pexels)

Liputan6.com, Jakarta Bagi Anda yang bisa push-up lebih dari 40 kali dalam satu set, risiko terkena masalah jantung lebih kecil.

Seperti dilansir New York Post, sebuah penelitian yang dipublikasikan di jurnal Jama Network Open mengungkap temuan mengejutkan ini. Diketahui bahwa pria usia paruh baya yang dapat melakukan push-up sebanyak 40 atau lebih memiliki risiko masalah jantung yang lebih kecil.

Penelitian ini didapat dengan melihat data sebanyak 1.104 petugas pemadam kebakaran selama periode 10 tahun. Secara periodik, partisipan mendapat penilaian kesehatan fisik seperti berapa banyak push-up yang bisa mereka lakukan.

Riwayat kesehatan petugas pemadam kebakaran tersebut juga dicatat, untuk mengetahui apakah ada masalah atau penyakit pada jantung.

Dari penelitian itu diketahui bahwa orang yang dapat melakukan push-up sebanyak 40 kali atau lebih cenderung lebih jarang yang mengalami masalah jantung dibanding mereka yang hanya mampu push-up 10 kali. Faktanya, mereka yang mampu push-up 40 kali memiliki penurunan risiko sebanyak 96 persen dibanding dengan rekan mereka yang hanya mampu lebih sedikit.

 

Latihan Timnas Indonesia
Pemain Timnas Indonesia, Beto Goncalves, push up saat latihan di Stadion Madya, Jakarta, Minggu (11/11). Latihan ini persiapan jelang laga Piala AFF 2018 melawan Timor Leste. (Bola.com/Vitalis Yogi Trisna)

Selama penelitian yang dilakukan 10 tahun tersebut, terdapat 37 kasus penyakit jantung yang tercatat. Dari jumlah tersebut, hanya satu kasus yang dialami oleh orang yang mampu push up lebih dari 40 kali.

"Temuan kami ini menunjukkan bukti bahwa kemampuan push up dapat menjadi cara yang mudah dan murah untuk mengukur risiko penyakit jantung pada berbagai kondisi," terang Justin Yang selaku peneliti.

Penulis: Rizky Wahyu Permana/Merdeka.com

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya