Mata Sakit Saat Menatap Layar, Belum Tentu Glaukoma

Tidak semua mata sakit seperti saat menatap layar komputer bisa menjadi pertanda glaukoma

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 16 Mar 2019, 06:00 WIB
Diterbitkan 16 Mar 2019, 06:00 WIB
Ilustrasi layar komputer (Liputan6.com/Giovani Dio Prasasti)
Ilustrasi layar komputer (Liputan6.com/Giovani Dio Prasasti)

Liputan6.com, Jakarta Kebiasaan membaca terlalu dekat, menatap layar untuk waktu yang lama, serta berada di bawah sinar matahari memang bisa membuat mata terasa sakit. Walaupun begitu, bukan berarti ini bisa membuat seseorang terkena glaukoma.

"Mata sakit bisa macam-macam. Mata kering juga bisa terasa sakit, kalau produksi air mata terganggu juga sakit. Mata lelah juga bisa, belum tentu glaukoma," kata dokter spesialis mata Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo Kirana Astrianda Suryono saat dihubungi Health Liputan6.com, ditulis Sabtu (16/3/2019).

Semua kondisi tersebut bisa disebabkan oleh terlalu lama membaca, berada di depan layar, atau terkena sinar matahari terlalu lama. Hal-hal itu bisa menyebabkan mata terasa sakit dan tidak berkontribusi secara langsung pada glaukoma.

Dokter yang akrab disapa Tria ini mengatakan sinar matahari atau menatap layar lebih berkaitan dengan penyakit seperti katarak atau kondisi mata miopi dan hipermetropi. Sehingga, ini tidak bisa membuat seseorang terkena glaukoma.

Staf pengajar divisi pelayanan glaukoma di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Departemen Ilmu Kesehatan Mata RSCM itu menambahkan, seringkali glaukoma bisa terjadi tanpa gejala misalnya pada glaukoma sudut terbuka. Sementara di glaukoma sudut tertutup, pasien bisa saja merasakan sakit mata dan kemerahan yang menyertainya.

Saksikan juga video menarik berikut ini:

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Faktor risiko harus lebih diwaspadai

DNA dan Genetik (iStockphoto)
Ilustrasi DNA dan Genetik (iStockphoto)

Tria juga mengatakan bahwa dalam jangka panjang, tidak menutup kemungkinan semua itu bisa meningkatkan faktor risiko terkena glaukoma. Apalagi, jika seseorang memiliki faktor risiko yang ada sebelumnya, seperti genetik.

"Makanya yang harus diwaspadai faktor risikonya seperti keluarga dan umur," kata Tria menambahkan.

Dia juga mengatakan, kondisi miopi atau hipermetropi yang tinggi juga meningkatkan risiko terkena masalah mata tersebut.

Sementara itu, pemakaian rokok juga dianggap bisa meningkatkan risiko terkena glaukoma. Hal ini karena kemungkinan rokok menghambat aliran darah ke saraf mata.

"Jadi ada pembuluh darah yang tidak bagus saat mengaliri darah mata jadinya dia lemah. Nah kalau merokok punya kaitan dengan pembuluh darah, maka itu bisa memperberar," pungkas Tria.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya