Soal Stunting dan JKN, IDI Pertanyakan Terobosan Nyata Ma'ruf Amin dan Sandiaga Uno

Ini catatan IDI soal Debat Cawapres 2019 antara Ma'ruf Amin dan Sandiaga Uno dalam menangani masalah stunting dan JKN

oleh Benedikta Desideria diperbarui 18 Mar 2019, 14:30 WIB
Diterbitkan 18 Mar 2019, 14:30 WIB
Debat Capres Cawapres 2019
Debat Cawapres 2019 antara Ma'ruf Amin dengan Sandiaga Uno. (Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta Calon wakil presiden (cawapres) 2019, Ma'ruf Amin dan Sandiaga Uno, sama-sama bakal membenahi masalah stunting dan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) bila nanti terpilih.

Namun, Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Daeng Faqih, yang mengikuti jalannya Debat Cawapres 2019 pada Minggu, 17 Maret 2019, justru belum melihat terobosan jelas dari kedua pihak dalam mempercepat menurunnya angka stunting.

"Dijawab superfisial, belum mendalam, lah," kata Daeng Faqih saat dihubungi Health Liputan6.com pada Senin, 18 Maret 2019.

Soal stunting, Ma'ruf Amin sempat menyinggung pentingnya 1.000 hari pertama kehidupan (HPK). Menurut Daeng, masyarakat apalagi tenaga kesehatan sudah mengenal konsep tersebut. Jadi, hal ini bukanlah sesuatu yang baru.

"Memang dijelasakan 1.000 hari pertama kehidupan, tapi apa yang dikerjakan tidak dieksplorasi lebih lanjut. Tentang 1.000 hari pertama semua orang sudah tahu. Artinya, kita ingin mendengar terobosan yang baru, membenahi-lah," kata Daeng.

 

 

 

Debat Cawapres
Ma'ruf Amin dan Sandiaga Uno di Debat Cawapres, Minggu, 17 Maret 2019. (dok. screenshot Vidio.com)

Sandiaga pun sempat mengungkapkan tentang program penambahan protein seperti susu, tablet, dan kacang hijau untuk anak TK dan SD. Daeng mengapresiasi hal ini tapi perlu dirinci lebih lanjut.

Di program-progam pemerintah sejak dahulu, kata Daeng, sebenarnya sudah ada program pemberian makanan tambahan (PTM) untuk ibu hamil, kemudian di anak-anak ada juga program PTM.

"Jadi, ini kan, PTM di ibu hamil dan 1000 hari pertama kehidupan itu program rutin. Program terobosan apa untuk mempercepat stunting turun?" ungkapnya.

IDI menyadari bahwa target menurunkan angka stunting dari 30,8 persen saat ini menjadi 20 persen bukanlah hal yang mudah. Maka, perlu ada program-program terobosan sehingga mempercepat dalam penurunan angka stunting di Indonesia.

"Ini target susah sekali, sehingga perlu kerja keras, kira-kira program terobosannya apa di periode-periode usia subur, hamil, batita, kemudian balita," tuturnya.

BPJS Kesehatan
Warga Indonesia sedang melihatkan kartu BPJS Kesehatan

Soal masalah Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang dilaksanakan BPJS Kesehatan, IDI juga menunggu-nunggu terobosan dari kubu Ma'ruf dan Sandiaga. Namun, kedua cawapres ini kurang menyampaikan terobosan.

"JKN, ada persoalan kualitas pelayanan, defisit, (lalu) terobosannya apa? Itu yang sebenarnya ditunggu," kata Daeng.

 

Waktu debat yang terbatas

Bisa jadi, waktu yang terbatas dalam Debat Cawapres 2019 membuat Ma'ruf dan Sandiaga kurang bisa memberikan jawaban atau solusi lebih rinci mengenai masalah stunting dan JKN.

"Mungkin waktu yang sempit perkiraan saya," tutur Daeng.

Aspek lain, bisa juga karena penyampaian program tidak bisa dilakukan secara menyeluruh ketika di arena debat.

Namun, IDI berharap, siapapun yang nanti terpilih menjadi Presiden dan Wakil Presiden Indonesia di periode mendatang melakukan pendalaman kebijakan soal stunting dan JKN.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya