Liputan6.com, Jakarta Berbagai masalah penis bisa saja dialami pria. Ahli bedah andrologi asal Italia, Giulio Garaffa (42) membeberkan masalah penis yang ia tangani dalam praktiknya sehari-hari.Â
Sebagai seorang konsultan persoalan penis berpengalaman di Eropa, banyak pasien mendatanganinya. Sehingga tak heran bila kadang kasus yang ditanganinya bisa sangat mengejutkan.
Advertisement
Baca Juga
Beberapa pria memiliki penyakit Peyronie, yang mana jaringan parut disebut "plak" menumpuk di dalam penis. Kondisi ini membuat penis melengkung saat ereksi. Bahkan beberapa kasus ekstrem bisa sampai melengkung ke arah sudut kanan.
Selain itu. ada juga permasalahan penis lain, yakni:
1. Ingin penis lebih besar
Banyak pria datang kepadanya meminta untuk membuat Mr P jadi lebih besar dan panjang.Â
"Tapi jenis prosedur yang harus dilakukan perlu disesuaikan dengan anatomi pasien dan juga untuk harapan pasien. Anda harus menghargai, tidak ada prosedur yang benar-benar meningkatkan panjang penis yang sebenarnya," ujar Garaffa, sesuai dikutip dari The Sun, Selasa (4/6/2019).
Prosedur yang dilakukan hanya membuat penis terlihat lebih panjang dengan memposisikannya sesuai struktur area organ intim di sekitarnya.
Saksikan Video Menarik Berikut:
Cerai dan ukuran penis
2. Rencana cerai karena ukuran penis kecil
Garaffa juga menangani pria dengan penis kecil. Siapa sangka, permasalahan ukuran bisa menjadi masalah dalam pernikahan sang pria, bahkan menyebabkan perceraian.
"Saya punya pasangan yang datang ke sini karena sang istri tidak senang dengan ukuran penis suaminya (ukuran penisnya kecil)," ujarnya.
Ada juga pasien lain yang telah menikah lantas pasangan mereka mengolok-olok soal ukuran penis. Karena ukuran penis suaminya kecil, kedua berencana bercerai.
Namun, sebelum menemukan pasangan baru, mereka ingin masalah ukuran penis diperbaiki.
"Sebagian besar pasien menginginkan kombinasi (penis) panjang dan tebal. Rata-rata mereka tidak percaya diri dengan ukuran penis mereka yang lembek.
Biasanya jenis pasien akan menghindari masuk ke urinal umum (tempat buang air kecil pria) atau menghindari pergi ke toilet umum. Karena mereka khawatir soal ukuran penisnya," Garaffa menambahkan.
3. Implan penis untuk kepuasan istri
Seorang pasien yang lumpuh dan tidak merasakan sentuhan sama sekali pada alat kelaminnya bersedia membayar Rp271 juta untuk memiliki implan penis. Upaya tersebut agar dirinya kembali mendapatkan ereksi untuk kepuasan istrinya.
Prosedur implan penis sangat invasif, yang berarti penis akan mengembang menggunakan pompa yang dimasukkan ke dalam skrotum. Hal ini perlu diulang setiap 10-15 tahun sekali.
Advertisement
Potong Ligamen
4. Potong ligamen demi ereksi tahan lama
Garaffa juga pernah menangani pasien yang melakukan prosedur penis lebih panjang karena penis lembek atau lebih tebal. Salah satu cara yang dapat dilakukan menggunakan sedot lemak pada lemak di sekitar pangkal penis.
Jika Anda memiliki empat inci lemak di sana, penis akan terlihat empat inci lebih besar ketika lemak dihilangkan dengan cara pembedahan.
"Prosedur pemanjangan (penis) melibatkan sayatan di pangkal penis di area yang dapat mudah ditutupi oleh garis rambut dan membagi ligamen yang disebut 'suspensory ligament.' Ini menghubungkan penis ke tulang kemaluan," papar Garaffa.
Setelah ligamen dipotong, penis akan memanjang secara permanen dari tubuh.
Memotong ligamen berarti sudut ereksi akan berubah sehingga tidak tegak, tetapi ahli bedah bisa menjaga perubahan seminimal mungkin. Jadi, pasien tidak berakhir dengan ereksi dalam posisi penis melengkung.
Tergiur operasi murah
5. Komplikasi akibat pembesaran penis yang murah
Jika berencana melakukan pembesaran penis, maka Anda harus berhati-hati untuk menghindari terjadinya komplikasi.
Garaffa baru-baru ini menangani beberapa pria dari satu keluarga. Mereka terbang ke Turki untuk melakukan pembesaran penis yang murah. Sayangnya, mereka semua kembali dalam kondisi komplikasi penis.
Kulit penis mereka akhirnya perlu diangkat. Area penis tersebut direkonstruksi dengan kulit yang berasal dari skrotum mereka.
6. Tidak bercinta selama sebulan
Operasi pembesaran penis juga berupa menyuntikkan cairan ke jaringan lunak di bawah kulit pada penis sehingga bisa menjadi lemak,
Efek dari prosedur ini, pasien dapat mulai berhubungan seks lagi sekitar empat minggu setelah operasi.
“Akan ada peningkatan pembesaran meski panjangnya tidak bertambah, ketebalannya meningkat. Bahkan ereksi kuat," Garaffa menambahkan.
Advertisement