Hasto Wardoyo Ingatkan Pentingnya Rajin Membaca

Menurut Kepala BKKBN, Hasto Wardoyo, membaca hukumnya adalah wajib.

oleh Aditya Eka Prawira diperbarui 14 Sep 2019, 13:00 WIB
Diterbitkan 14 Sep 2019, 13:00 WIB
Kepala BKKBN, Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional, Hasto Wardoyo
Kepala BKKBN, Hasto Wardoyo menyerahkan sebuah hadiah untuk mahasiswa STKIP Muhammadiyah Bangka Belitung karena berani bertanya pada saat Hasto mengisi kuliah umum di kampus tersebut pada Kamis malam, 12 September 2019 (Aditya Eka Prawira/Liputan6.com)

Liputan6.com, Pangkalpinang - Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Hasto Wardoyo, mengimbau ratusan mahasiswa baru STKIP Muhammadiyah Bangka Belitung untuk rajin membaca.

Hasto mengatakan bahwa bonus demografi tidak ada artinya kalau individu muda seperti para mahasiswa di kampus tersebut tidak penuh dengan keterampilan dan ilmu.

"Dan, yang paling malas itu, (disuruh membaca). Maunya langsung bisa praktik, tapi disuruh membaca saja, berat," kata Hasto Wardoyo saat memberikan kuliah umum di ruang serba guna STKIP Muhammadiyah Bangka Belitung pada Kamis malam, 12 September 2019.

Padahal, lanjut Hasto, membaca itu hukumnya adalah wajib. Sambil bercanda, Hasto kemudian membuka sebuah lembaran yang berisi dua buah foto seekor monyet yang sedang beraksi sebagai topeng monyet.

"Orang yang tidak mau membaca, temannya ini," kata Hasto Wardoyo sambil menunjuk gambar monyet. Mendengar pernyataan tersebut, seisi aula pun tertawa terbahak-bahak.

 

Video Menarik Terkait Kepala BKKBN Hasto Wardoyo

Hasto Wardoyo Mengingatkan Pentingnya Membaca

Kepala BKKBN, Hasto Wardoyo, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional
Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo Memberikan Kuliah Umum di STKIP Muhammadiyah Bangka Belitung pada Kamis Malam, 12 September 2019.(Liputan6.com/Aditya Eka Prawira)

Menurut Hasto, monyet yang dipekerjakan sebagai topeng monyet bisa seperti itu karena berlatih setiap hari.

"Dia berlatih, tidak membaca. Dia cukup mengikuti saja. Dia pintar, skill-nya bagus, tapi tidak membaca," kata Hasto.

"Maka ada larangannya. Monkey see, monkey do. Monyet melihat, monyet menirukan," Hasto Wardoyo melanjutkan.

Namun, Hasto menekankan bahwa membaca saja tidak cukup. Setelah membaca, para mahasiswa pun harus kompeten. Untuk menjadi orang yang kompetensi, harus mengulang-ulang materi yang sudah dipahami.

"Baru setelah itu menjadi profisien. Mengerjakan sesuatu dengan efisien atau waktu yang cepat," katanya.

 

Membaca Hukumnya Wajib

Kepala BKKBN, Hasto Wardoyo, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional
Menjawab pertanyaan tersebut, Hasto mengatakan bahwa usia ideal untuk menikah dan melahirkan adalah 20 sampai 35. Anak yang lahir akan terhindar dari risiko stunting dan kekurangan gizi (Aditya Eka Prawira/Liputan6.com)

Oleh sebab itu, Hasto Wardoyo mengingatkan lagi pentingnya membaca. Apalagi para mahasiswa yang datang ke kuliah umum tersebut mayoritas berasal dari program studi pendidikan guru.

"Dilarang kalau ingin belajar sesuatu tanpa membaca," kata Hasto.

"Adik-adik kalau ingin ceramah yang sukses, harus membaca. Membaca membuat komunikasi menjadi bagus. Kan ada yang bilang bahwa kesuksesan seseorang bagaimana dia pandai berkomunikasi. Untuk itu, baca," ujarnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya