Alergi Air Langka Sebabkan Tessa Susah Minum dan Hindari Berkeringat

Alergi langka terhadap air membuat Tessa kesulitan untuk berkeringat dan minum

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 29 Nov 2019, 18:00 WIB
Diterbitkan 29 Nov 2019, 18:00 WIB
Ilustrasi air mancur (iStock)
Ilustrasi air mancur (iStock)

Liputan6.com, Jakarta Tessa Hansen-Smith asal California asal Amerika Serikat memiliki alergi langka yang membuat kulitnya rentan terkena air. Bahkan, ketika dia berkeringat dan menangis.

Perempuan 21 tahun itu didiagnosis alergi langka aquagenic urticaria ketika masih berusia 10 tahun. Kondisi ini jelas sangat berpengaruh pada hidupnya.

"Ini adalah kondisi yang sangat menyulitkan untuk saya karena saya alergi terhadap air mata, liur, dan keringat saya sendiri," kata Tessa seperti dikutip dari LAD Bible pada Jumat (29/11/2019).

Bahkan, dia tidak bisa banyak bergerak dan harus menghindari aktivitas fisik. Ini juga menghalanginya untuk pergi ke universitas karena seringkali, dia mengalami migrain, demam, dan ruam yang membuatnya sulit berkonsentrasi.

Apa yang dikonsumsi Tessa pun juga bisa mempengaruhi kondisinya. Seringkali, dia mengalami nyeri otot dan mual setelah mengonsumsi makanan dengan banyak air seperti buah dan sayuran.

"Bahkan air minum bisa menyebabkan luka di lidah saya."

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Simak juga Video Menarik Berikut Ini


Tidak Ada Obat Penyembuhnya

Menangis
Air mata bahkan bisa membuat Tessa mengalami alergi (iStockphoto)

Ruam di tubuh Tessa mulai terlihat di usia delapan tahun. Orangtuanya mengira dia alergi sabun tertentu. Namun, mereka baru menyadari bahwa ada yang kondisi tersebut bukan alergi biasa.

Awalnya, Tessa meminum tablet obat alergi untuk meringankan kondisinya. Namun seiring bertambahnya usia, masalah itu menjadi lebih kompleks.

Saat ini, ia mengonsumsi sembilan tablet agar kondisi itu tidak muncul. Bahkan di beberapa kesempatan, dia juga meminum 12 obat. "Memiliki aquagenic urticaria terkadang bisa menjadi permainan mental. Sulit untuk minum begitu banyak tablet setiap hari dan tahu bahwa itu tidak benar-benar akan berhenti," katanya.

Dokter mengatakan bahwa tidak ada obat untuk kondisi tersebut. Namun, Tessa tidak membiarkan alergi langkanya menghalangi seluruh hidupnya.

"Saya selalu bertekad untuk mandiri dan meninggalkan kota asal untuk kuliah," katanya.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya