Survei 2019, Orang Indonesia Lebih Doyan Camilan Ketimbang Makanan Berat

Survei mengungkap kebiasaan ngemil orang Indonesia, yang ternyata lebih doyan camilan.

oleh Fitri Haryanti Harsono diperbarui 31 Des 2019, 13:00 WIB
Diterbitkan 31 Des 2019, 13:00 WIB
Liputan 6 default 4
Ilustraasi foto Liputan 6

Liputan6.com, Jakarta Tren ngemil orang Indonesia ternyata lebih menyukai camilan ketimbang makanan berat. Temuan menarik tersebut dari laporan survei bertajuk The State of Snacking yang dilakukan Mondelez International, sebuah industri global yang bergerak memproduksi makanan ringan (Oreo, Cadbury, Keju KRAFT).   

Survei yang dirilis pada Desember 2019 ini menganalisa kebiasaan, wawasan, dan tren ngemil konsumen di Indonesia beserta 11 negara lain di dunia.  Hasil analisis, orang Indonesia mengonsumsi camilan lebih sering daripada makanan berat.

"Hampir 3 kali sehari orang Indonesia ngemil camilan. Dibanding 2,5 kali buat konsumsi makanan berat sehari. Sebanyak 75 persen responden mengakui, makanan ringan gampang dikonsumsi di sela-sela aktivitas sehari-hari," papar President Director Mondelez Indonesia, Sachin Prasad dalam keterangan tertulis yang diterima Health Liputan6.com, ditulis Selasa (31/12/2019).

"Ngemil camilan dinilai lebih cocok dengan gaya hidup kekinian. Kemudian 77 persen lebih memilih mengonsumsi makanan ringan lebih sering di sepanjang hari daripada sesekali mengonsumsi makanan berat. Bahkan 53 persen bilang mereka tidak memiliki waktu lagi untuk konsumsi makanan berat."

Simak Video Menarik Berikut Ini:

Waktu Makan Camilan

Diet
Makan camilan di antara sarapan dan makan siang. (Unsplah.com/Deryn Macey).

Untuk waktu ngemil camilan, orang Indonesia cenderung makan camilan di pagi hari, lebih tepatnya di antara sarapan dan  siang. 

Terkait temuan ini, sosiolog Erna Ermawati Chotim menilai karena orang Indonesia rata-rata menempuh perjalanan panjang menuju tempat kerja masing-masing.

"Jadinya, memerlukan waktu lebih pagi untuk menyiapkan segala sesuatu sebelum berangkat kerja. Dan butuh camilan untuk mengisi energi di antara makan pagi dan sebelum makan siang," tambahnya.

Sachin menyadari, kebiasaan ngemil orang Indonesia seiring meningkatnya urbanisasi dan padatnya kesibukan. Mereka pun lebih pagi mengonsumsi camilan ketimbang orang-orang dari negara lain.

Demi Emosional dan Mental

Ilustrasi
Ngemil camilan demi kebutuhan emosional dan mental.

Survei juga menemukan, bagi orang Indonesia, camilan diperlukan memenuhi kebutuhan emosional dan mental. Dengan mengemil, seseorang akan merasa aman dan tenang.

"Dibandingan sekadar mengenyangkan perut, 93 persen orang Indonesia mengatakan, 'ngemil’ demi meningkatkan suasana hati. Kemudian 91 persen untuk menemukan ketenangan atau me-time dengan diri sendiri," lanjutnya.

"Dan memberikan rasa nyaman. Sementara itu, hanya 84 persen responden yang bilang ‘ngemil’ diperlukan untuk memberikan asupan untuk tubuh." 

Adanya hasil survei terlihat potensi yang sangat besar untuk industri makanan ringan, baik secara global dan di Indonesia. Ini dikarenakan semakin meningkatnya frekuensi orang ‘ngemil’ sehari-hari.

‘Ngemil’ tidak lagi hanya berfungsi untuk asupan tubuh, tapi banyak orang menggunakan momen menikmati ‘ngemil’ untuk membangun kedekatan sosial dan koneksi dengan orang lain.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya