Awal 2020, BPJS Kesehatan Targetkan Sistem Informasi di 50 RS Terintegrasi dengan Mobile JKN

BPJS Kesehatan menargetkan sistem informasi di 50 rumah sakit terintegrasi dengan mobile JKN di awal 2020

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 08 Jan 2020, 15:40 WIB
Diterbitkan 08 Jan 2020, 15:40 WIB
Iuran BPJS Kesehatan Naik
Suasana pelayanan BPJS Kesehatan di Jakarta, Rabu (28/8/2019). Sedangkan, peserta kelas mandiri III dinaikkan dari iuran awal sebesar Rp 25.500 menjadi Rp 42.000 per bulan. Hal itu dilakukan agar BPJS Kesehatan tidak mengalami defisit hingga 2021. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Liputan6.com, Jakarta BPJS Kesehatan menargetkan di awal tahun 2020, setidaknya sudah ada 50 rumah sakit yang sistem informasinya terintegrasi dengan sistem Mobile JKN.

Deputi Direksi Bidang Jaminan Pembiayaan Kesehatan Rujukan, Budi Mohamad Arief mengatakan, di 2019, rumah sakit yang bekerja sama dengan BPJS Kesehatan dengan sistem informasi antrean daring dan ketersediaan rumah sakit telah mencapai target yang mereka harapkan.

"Di tahun 2020 (ditargetkan) 100 persen. Kalaupun mereka sudah memenuhi 100 persen, itu bukan secara langsung, otomatis, terintegrasi," kata Budi di Jakarta, ditulis Rabu (8/1/2020).

Dalam temu media pada Selasa (7/1/2020), Budi mengatakan bahwa meskipun 2.200 rumah sakit sudah memiliki sistem informasi yang baik, belum tentu semua siap untuk terintegrasi dengan sistem informasi JKN.

"Soal mana saja, kita sudah punya list-nya. Nanti bisa dipantau," kata Budi.

Simak juga Video Menarik Berikut Ini

Belum Mau Sebutkan Daftar RS

BPJS Kesehatan
Ada 6 rumah sakit yang belum berkomitmen menerapkan verifikasi digital klaim (Vedika) BPJS Kesehatan. (Liputan6.com/Fitri Haryanti Harsono)

Walaupun begitu, BPJS Kesehatan belum mau menyebutkan rumah sakit mana saja yang menjadi percobaan untuk integrasi ini. Mereka hanya menyatakan bahwa fasilitas kesehatan yang ada akan tersebar di seluruh Indonesia.

Budi berharap agar di akhir Februari 2020, integrasi tersebut sudah bisa dijalankan.

"Untuk 50 rumah sakit ini, berarti mereka mempunyai sistem antrean yang terintegrasi dengan Mobile JKN, mempunyai display tempat tidur yang terintegrasi dengan Mobile JKN. Kemudian display waiting list tindakan operasi yang terintegrasi dengan Mobile JKN, dan yang terakhir menerapkan sistem perpanjangan rujukan untuk kasus-kasus hemodialisa," kata Budi.

Nantinya, apabila integrasi tersebut sukses dilakukan, BPJS Kesehatan berencana untuk mengembangkan program tersebut.

"Target kami bulan Januari dan Februari pada 50 ini bisa tuntas," kata Budi.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya