Dokter Ahli yang Merawat Pasien Korona Meninggal Dunia

Dokter yang membantu pasien terinfeksi virus korona meninggal dunia, Sabtu pagi (25/1).

oleh Fitri Syarifah diperbarui 25 Jan 2020, 11:10 WIB
Diterbitkan 25 Jan 2020, 11:10 WIB
Antisipasi Virus Corona, Jepang Pantau Pelancong Asal China
Petugas karantina membenarkan kamera termografi ekstra untuk memantau para pelancong dari Wuhan China dan kota-kota lain di Bandara Internasional Narita, Narita, Tokyo, Kamis (23/1/2020). Jepang meningkatkan pengamanan untuk mewaspadai penyebaran virus corona asal China. (AP Photo/Eugene Hoshiko)

Liputan6.com, Jakarta Dokter yang membantu pasien terinfeksi virus korona meninggal dunia, Sabtu pagi (25/1). Liang Wudong, 62 tahun dari Departemen Otolarngologi yang merawat telinga, hidung dan tenggorokan pasien di Rumah Sakit Hubei Xinhua, dicurigai tertular virus corona baru pada 16 Januari. 

Seperti dilansir China Daily, laporan ini merupakan kematian pertama petugas medis setelah virus corona ini muncul pada akhir Desember.

"Liang Wudong telah dipindahkan ke Rumah Sakit Jinyintan Hubei--tempat puluhan warga terinfeksi dirawat. Ia meninggal sekitar pukul 7 pagi waktu setempat," tulis media setempat.

Sebelumnya, Komisi Kesehatan Wuhan menyatakan pada Selasa lalu, 15 petugas medis terinfeksi namun salah satunya sedang dalam kondisi kritis.

Kematian akibat virus corona ini naik hingga 41 jiwa di daratan China. Data terbaru pada Jumat malam, total kasus mencapai 1.287 jiwa.

 

 

Simak video menarik berikut ini:

WHO belum putuskan kedaruratan virus

virus-corona-130716b.jpg
Ilustrasi seseorang terkena virus

Badan Kesehatan Dunia (WHO) enggan menetapkan wabah virus Corona sebagai ancaman kesehatan dunia walaupun penyebaran virus yang menginfeksi saluran napas dari China ini berdampak pada negara lain, seperti misalnya Amerika Serikat, Jepang, Thailand, Taiwan, dan Singapura.

WHO beralasan, meski virus Corona menyebar luas di negara-negara tersebut, jumlah kasusnya kecil dan tidak begitu berdampak pada lingkungan sekitarnya. 

Bukan berarti penularan virus corona Wuhan antarmanusia tidak akan terjadi, kata dia, hanya saja belum bisa dikatakan sebagai kondisi darurat kesehatan dunia. “Ini darurat di China, tetapi belum menjadi darurat kesehatan global," ucapnya.

Komite yang memutuskan hal itu diketuai oleh Dr. Didier Houssin, mengalami perdebatan panjang. Beberapa menuntut deklarasi darurat ancaman wabah sekarang. Namun, yang lain mengatakan terlalu cepat menyimpulkannya karena jumlah kasus di negara selain China masih terbilang sedikit.

Deklarasi darurat tampaknya memilih satu negara sebagai ancaman bagi seluruh dunia. Dr. Houssin mengatakan komite juga mempertimbangkan keputusannya bagi warga Tiongkok.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya