WHO Akui Ada Kesalahan dalam Menilai Risiko Global Virus Corona

Badan Kesehatan Dunia (WHO) mengakui adanya kesalahan dalam penilaian risiko virus corona di China.

oleh Fitri Syarifah diperbarui 28 Jan 2020, 18:00 WIB
Diterbitkan 28 Jan 2020, 18:00 WIB
Staf medis memindahkan seorang pasien dari ambulans ke rumah sakit Jinyintan, tempat pasien-pasien terinfeksi virus corona dirawat di Wuhan, provinsi Hubei, China pada Senin 20 Januari 2020.
Staf medis memindahkan seorang pasien dari ambulans ke rumah sakit Jinyintan, tempat pasien-pasien terinfeksi virus corona dirawat di Wuhan, provinsi Hubei, China pada Senin 20 Januari 2020. (Source: AP)

Liputan6.com, Jakarta Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengakui adanya kesalahan dalam penilaian risiko virus corona di China. Sebelumnya, WHO menyatakan risiko global virus yang bermula di Wuhan itu sedang atau moderat.

Dalam sebuah laporan terbarunya pada Minggu (26/1) petang, Badan PBB yang berbasis di Jenewa tersebut mengatakan jumlah kasus virus corona semakin tinggi, baik di tingkat regional ataupun global.

Meski demikian, WHO tetap bersikeras bahwa hal ini bukan berarti dunia dalam keadaan darurat kesehatan. Walaupun virus corona ini bisa memicu tindakan serius di seluruh dunia.

Mengutip laman Science Alert, Kepala WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, yang mengunjungi China minggu ini untuk membahas cara-cara mengatasi wabah, tetap pada keputusannya untuk tidak menyatakan keadaan darurat.

Beberapa wartawan bertanya apakah keputusan itu dipolitisasi. Namun Tedros mengatakan, keputusan untuk mengubah status kedaruratan bisa diubah setiap saat, terutama jika jumlah kasusnya semakin tinggi.

"Ini darurat di China, tetapi belum menjadi darurat kesehatan global," tegasnya.

Penilaian risiko WHO yang dimaksud adalah, wabah itu memang memiliki risiko yang sangat tinggi di China, dan risiko tinggi secara regional dan global. Tapi kategorisasi itu masih dalam tahap evaluasi risiko global. Karena WHO menilai berdasakan tingkat keparahan, penyebaran, dan kapasitas untuk mengatasinya.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Simak Video Menarik Berikut Ini:


WHO berhati-hati memberikan keterangan

WHO Diminta Bantu Atasi Pemasaran Makanan Anak yang Tak Pantas
Masalah gizi ibu dan anak menjadi perhatian dalam sidang paripurna World Health Assembly (WHA) di Gedung PBB Jenewa.

Tindakan WHO terhadap wabah ini memang ditentang oleh beberapa kritikus. Mengingat beberapa virus yang merebak di masa lalu cukup mengkhawatirkan. Sebut saja flu babi H1N1 pada 2009 yang mematikan atau epidemi ebola pada 2014 lalu. 

Ketika itu, Ebola telah menghancurkan tiga negara di Afrika Barat. Data terhimpun mengklaim ada lebih dari 11.300 jiwa yang terinfeksi. Virus ini berakhir pada 2016.

Virus Corona sendiri saat ini telah memakan korban hingga 81 jiwa. Data terbaru yang dikutip dari Aljazeera menyebut ada 2.744 kasus terinfeksi di seluruh dunia.

Sejauh ini kasus terjadi di Australia, Prancis, Jepang, Malaysia, Nepal, Singapura, Korea Selatan, Taiwan, Thailand, Amerika Serikat dan Vietnam. Kanada juga telah melaporkan satu kasus dugaan virus corona.

Untuk mengantisipasi penyebaran virus, WHO telah merekomendasikan kebersihan dasar seperti mencuci tangan dengan sabun dan air, dan pastikan untuk menutup mulut Anda dengan siku saat bersin atau batuk.

Hindari kontak yang tidak perlu, seperti menyentuh orang terinfeksi atau hewan dan pastikan untuk mencuci tangan setelah kontak. Dan juga pastikan mengonsumsi daging yang dimasak sampai matang.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya