HEADLINE: Panik Warga soal Virus Corona, Bagaimana Pemerintah Menanganinya?

Jumlah kasus Virus Corona yang meningkat dan viralnya kabar hoaks bikin masyarakat khawatir. Sampai-sampai kedatangan puluhan WNI dari Wuhan dianggap ancaman.

oleh Fitri SyarifahFitri Haryanti Harsono diperbarui 04 Feb 2020, 00:00 WIB
Diterbitkan 04 Feb 2020, 00:00 WIB
Virus Corona/Unsplash Jeremy
Virus Corona/Unsplash Jeremy

Liputan6.com, Jakarta - Jumlah kasus Virus Corona yang meningkat setiap hari, yang dibumbui banyak informasi dusta alias hoaks yang beredar liar, membuat masyarakat khawatir. Di Indonesia, kedatangan puluhan Warga Negara Indonesia (WNI) dari Wuhan bahkan dianggap ancaman oleh warga sekitar area observasi di Pulau Natuna. 

Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Natuna ada di barisan mereka yang menolak. Ketuanya, Haryadi mengaku, mereka menolak kedatangan WNI tersebut lantaran khawatir tertular Virus Corona.

"Memang itu saudara-saudara kami, Natuna merupakan NKRI.  Bukan kami menolak, janganlah di Natuna," kata Haryadi kepada Liputan6.com, Sabtu (1/2).

Dia berpendapat, masih banyak tempat lain untuk mengarantina atau observasi WNI yang baru pulang dari Wuhan.

Menurut dia, fasilitas dan alat-alat kesehatan di Natuna sangat terbatas. Sementara, di Jakarta peralatan lebih lengkap dan canggih. Terlebih, lokasi karantina di Natuna berdekatan dengan permukiman.

Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto menyampaikan hal sebaliknya. Menurutnya, TNI telah memastikan tempat transit sementara WNI di Natuna jauh dari rumah penduduk. 

Tempat observasi itu disebut merupakan salah satu fasilitas yang ada di wilayah pangkalan militer Indonesia. Bukan di lokasi sipil.

"Kepulangan saudara-saudara kita dari Wuhan menuju Indonesia dengan memberikan sarana dan prasarana untuk mendukung protokoler kesehatan itu sendiri. Protokol kesehatan di antaranya yang kita harus dipenuhi, kita memiliki tempat isolasi yang jauh dari penduduk dan yang terbaik dan terpilih adalah wilayah Natuna," ujar Hadi.

Hadi menuturkan, fasilitas militer tersebut berjarak lebih dari 5 kilometer dari pemukiman masyarakat. Sehingga, dia menjamin proses observasi WNI dari China tidak akan berdampak bagi masyarakat sekitar.

"Jarak dari hanggar itu sendiri sampai ke tempat duduk kurang lebih di atas antara 5 sampai 6 km. Kemudian menuju ke SP di sana ada dermaga itu juga kurang lebih 5 km sehingga dari hasil penilaian itu memenuhi syarat protokol kesehatan," kata dia.

Pemerintah menyediakan rumah sakit untuk mendukung proses observasi WNI dari China di Natuna. Rumah sakit tersebut memiliki fasilitas lengkap seperti dapur umum, MCK, dan lain sebagainya. Rumah sakit disebut dapat menampung 300 pasien.

Tak hanya TNI, Menteri Pertahanan Amerika Serikat Mark Esper juga menyetujui fasilitasnya dijadikan lokasi karantina bagi warga AS yang pulang dari luar negeri.

Pihak Pentagon menyediakan penampungan di empat lokasi yakni di 168th Regiment di Regional Training Institute di Fort Carson Colorado; Pangkalan Angkatan Udara Travis di California; Pangkalan Angkatan Udara Lackland di Texas; dan Stasiun Udara Marine Corps Miramar di California. Masing-masing fasilitas bisa menampung 250 orang sehingga total 1.000 orang bisa ditampung.

Pihak Pentagon hanya menyediakan fasilitas penampungan, sementara urusan lain berada di bawah tanggung jawab Department of Health and Human Services atau Departemen Kesehatan dan Layanan Masyarakat Amerika Serikat.

"Sesuai dengan pedoman Centers for Disease Control and Prevention, mereka yang dievakuasi akan dimonitor selama 14 hari," demikian kutipan pernyataan dari Pentagon seperti dikutip dari CNN.

Infografis Meredam Kepanikan Wabah Virus Corona. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Meredam Kepanikan Wabah Virus Corona. (Liputan6.com/Abdillah)

Demonstrasi Sempat Memanas

Sejumlah warga di Natuna sempat menggelar aksi menolak kedatangan Warga Negara Indonesia (WNI) dari Wuhan, China. Dalam aksinya, warga membakar ban bekas di kawasan pangkalan TNI Angkatan Udara Raden Sadjad, Ranai, Natuna.

Tak sedikit dari mereka juga mencoba masuk ke dalam kantor TNI AL. Beruntung petugas dari TNI-Polri berhasil menenangkan warga. 

Kabid Humas Polda Kepri Kombes Harry Goldenhardt, menuturkan demonstrasi mereda usai para tokoh daerah ikut menenangkan warga. 

Wali Kota Batam, Kepulauan Riau (Kepri), Muhammad Rudi pun menegaskan, tidak ada gerakan penolakan kedatangan warga negara Indonesia (WNI) dari Wuhan, China untuk transit di kota setempat.

"Tidak, tidak ada (penolakan masyarakat)," katanya di Batam, Sabtu (1/2/ 2020) seperti dilansir Antara.

Ia mengakui, memang beredar sejumlah kabar mengenai rencana pemulangan WNI Wuhan melalui Batam. Kabar itu lalu berkembang dengan cepat, dan ada pula yang negatif.

"Itu hoaks aja, karena tadi malam kami belum rapat, baru hari ini saya rapat. Tahu-tahu isu sudah berkembang," ujar dia.

Ia mengatakan, Pemkot Batam mengikuti arahan pemerintahan pusat untuk membantu pemulangan WNI dari China. 

 

Mendarat di Batam, WNI dari Wuhan Langsung Disemprot Disinfektan
Petugas menyemprotkan cairan disinfektan ke WNI yang dievakuasi dari Wuhan, China saat tiba di bandara internasional Hang Nadim, Batam, Minggu (2/2/2020). Para WNI langsung ke luar pesawat untuk selanjutnya menuju Natuna, Kepulauan Riau. (Photo by Handout/Indonesian Embassy/AFP)

Saksikan Juga Video Berikut Ini:

Aksi Pemerintah Daerah dan Pusat

Tiba Di Batam, WNI dari Wuhan Langsung Dibawa Menuju Natuna
Sejumlah Warga Negara Indonesia (WNI) yang dievakuasi dari Wuhan, China keluar dari pesawat Batik Air Airbus 330-300CEO di bandara internasional Hang Nadim, Batam, Minggu (2/2/2020). Para WNI langsung ke luar pesawat untuk selanjutnya menuju Natuna, Kepulauan Riau. (AFP/Ricky Prakoso)

Pemerintah Kabupaten Natuna mengeluarkan surat edaran bernomor 800/DISDIK/46/2020. Surat itu berisi kebijakan untuk meliburkan pelajar sekolah dari seluruh tingkatan selama dua pekan, dimulai dari 3 Februari 2020 hingga 17 Februari 2020.

"Sehubungan dengan kebijakan pemerintah yang menjadikan Natuna sebagai tempat karantina WNI dari Wuhan, maka diminta kepada kepala sekolah meliburkan proses belajar mengajar di sekolah mulai tanggal 3 sampai 17," tulis surat edaran atas nama Bupati Natuna yang ditandatangani Sekretaris Daerah Kabupaten Natuna, Wan Siswandi, Minggu (2/2).

Surat edaran ini ditujukan kepada seluruh kepala sekolah di tingkat TPA, KB, TK, SD, MI, SMP, MTs, MA di lima kecamatan. Kelima kecamatan tersebut yakni, Kecamatan Bunguran Timur, Kecamatan Bunguran Tengah, Kecamatan Bunguran Selatan, Kecamatan Bunguran Batubi, Kecamatan Bunguran Timur Laut, Kecamatan Bunguran Barat.

Selain edaran untuk meliburkan sekolah, terdapat poin lain yang mengharapkan seluruh siswa agar tetap melakukan kegiatan belajar di rumah masing-masing.

"Pemerintah kabupaten mengimbau agar selama libur tidak melakukan aktivitas di luar rumah dan menghindari keramaian," tulis poin ketiga surat edaran tersebut.

Kemudian di poin keempat, pemerintah kabupaten Natuna mendorong masyarakat untuk menerapkan perilaku hidup bersih sehat dan terutama mencuci tangan dengan sabun selama beraktivitas.

Terakhir, pemerintah kabupaten juga meminta kepada tiap masyarakat untuk dapat memeriksakan diri ke puskesmas terdekat jika mengalami gejala gangguan saluran pernapasan.

Di sisi lain, Menteri Sosial Juliari Batubara mengatakan, pemerintah pasti sudah menghitung dan tak asal saja memilih Natuna. Dia pun meminta agar masyarakat di sana tak perlu khawatir akan hal ini.

"Warga Natuna tak usah khawatir. Artinya dipilih Natuna kan lokasi Natuna itu jauh. Suka enggak suka itu pertimbangannya. Agak jauh dan di sekitarnya lautan, mungkin secara safety lebih safety di sana," kata Juliari di Pusat Penelitian Teh dan Kina (PPTK) Gambung, Ciwidey, Minggu (2/2).

Dia menegaskan, tak mungkin pemerintah pusat main-main. Apalagi mengorbankan warganya sendiri.

Dia pun meminta semua pihak untuk tetap waspada. Tapi perlu langkah-langkah preventif baik oleh pemerintah pusat, daerah, ataupun pihak lainnya.

"Kita tetap harus waspada, karena sudah mewabah global. Jadi kita enggak boleh menganggap ini sesuatu yang tidak mungkin datang ke negeri kita. Sehingga langkah preventif harus dilakukan. Baik pemerintah pusat, daerah, swasta juga," pungkasnya. 

Kemkominfo Tindak Penyebar Hoaks Virus Corona

Tak hanya memastikan pencegahan virus corona masuk ke Indonesia dan 238 WNI di Natuna bisa menjalani observasi dengan nyaman, Pemerintah juga berupaya menangkal berita-berita hoaks terkait virus 2019-nCoV yang beredar. 

Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) melakukan pemindaian dan pemblokiran terhadap konten berisi kabar palsu tersebut. Menteri Kominfo Johnny G Plate menyebut, ada 54 hoaks terkait virus corona yang tersebar di media sosial dan aplikasi pesan instan hingga 3 Januari 2020. Kabar yang beredar beragam, mulai dari isu yang menyebut ada pasien virus corona di Indonesia hingga upaya diam-diam pemerintah Tiongkok mengkremasi korban virus corona.

"Akhir-akhir ini banyak disinformasi mengenai Virus Corona dan kepulangan warga negara kita yang saat di Natuna. Jadi, melalui cyber drone Kemkominfo kami melihat traffic pembicaraan mengenai Virus Corona ini," tutur Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo), Johnny G Plate, dalam konferensi pers yang diadakan di Jakarta, Senin (3/2/2020).

Lebih lanjut Johnny mengatakan percakapan dan hoaks seputar Virus Corona memang cenderung meningkat dalam beberapa hari terakhir. Karenanya, Johnny mengajak masyarakat untuk menganalisis pesan yang diterima, sebelum membagikannya pada orang lain.

"Jadi, kami akan mengkategorikan (informasi) yang mana hoaks dan informasi. Kami juga tidak segan untuk melakukan pemblokiran terhadap konten hoaks atau disinformasi ini," tutur Johnny lebih lanjut.

Sekadar informasi, akhir Januari 2020, Kemkominfo menemukan ada 36 kabar bohong atau hoaks seputar virus Corona di media sosial. Untuk itu, Kemkominfo mengimbau masyarakat agar merujuk pada informasi resmi dari pemerintah.

Menkes Sebut Upaya Observasi Sesuai Standar WHO

Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto menyambut kedatangan 238 warga negara Indonesia (WNI) yang telah dievakuasi dari Kota Wuhan, China. Mereka akan menjalani observasi selama 14 hari di Natuna, Kepulauan Riau.

Terawan memastikan, 238 WNI itu akan mendapatkan pendampingan melekat tim dokter dalam 14x24 jam selama masa observasi berlaku.

"Dokter ada di sini nempel terus selama 24 jam, dan dokter spesialis semua. Mereka akan memperhatikan segenap obat-obatan ini lengkap semua," ujar Terawan di Pangkalan Udara Raden Sajad, Pulau Natuna, Kepulauan Riau, Minggu (2/2/2020) siang.

Pemerintah akan memantau terus perkembangan kesehatan 238 WNI itu selama melalui masa observasi. Bahkan Terawan beberapa kali akan meninjau langsung ke lokasi observasi.

"Saya akan pantau terus dari Jakarta dan akan ke sini kadang-kadang. Saya akan cek setiap saat," ucapnya.

Terawan menegaskan, pemberlakuan observasi selama dua minggu terhadap WNI yang dievakuasi dari Wuhan, China ini merupakan aturan yang telah ditetapkan organisasi kesehatan dunia (WHO). Dia berharap, 238 WNI tersebut bisa menjalani observasi dengan baik.

"Mudah-mudahan mereka semua bisa melewati masa-masa seperti ini selama dua minggu dengan baik, tetap sehat, sehingga sesuai regulasi WHO nantinya bisa dikembalikan ke rumah masing-masing," kata Terawan. 

Namun, apabila dalam 14 hari ada satu atau dua orang WNI di lokasi karantina Natuna yang menunjukkan gejala terpapar Virus Corona, seperti demam dan sesak napas, maka akan dilakukan pemantauan skenario lain.

"Pemantauannya dengan kanalisasi kamar (kamar dipisahkan dengan kamar orang yang sehat)," kata Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Anung Sugihantono, di Jakarta, Senin (3/2/2020).

Ada juga skenario lanjutan bila membutuhkan penanganan lebih lanjut, yakni rumah sakit yang disiagakan Kementerian Kesehatan. Dari 100 rumah sakit, 93 rumah sakit di antaranya sudah mengembalikan assessment kapasitas sumber daya manusia (SDM) sarana dan prasarana.

"Kami mendapat data lengkap, ada 26 rumah sakit dengan kapasitas SDM lengkap dan simulasi penanganan Virus Corona. Ke-26 rumah sakit (totalnya) punya 52 ruang isolasi dan 113 tempat tidur," Anung menekankan.

Kondisi Para WNI di Natuna

Menkes Terawan menyempatkan diri memantau keadaan para WNI di Natuna sebelum rapat bersama Komisi IX DPR RI, Senin (3/1/2020). Terawan memantau dengan berkomunikasi melalui pesan singkat serta video kegiatan WNI.

Terawan menyebut, para WNI yang tengah menjalani masa observasi setelah sebelumnya dievakuasi dari Wuhan, tampak berolahraga dan makan bersama.

"Lalu, pagi ini saya menerima (pesan) WA dan video dari sana. Saya melihat mereka berolahraga bersama, makan bersama, situasinya terlihat menyenangkan," kata Terawan di Kompleks Parlemen, Jakarta.

Para WNI melakukan olahraga bersama anggota TNI dan petugas Kemenkes yang ditempatkan di Natuna. Hal itu, menurut Terawan, menunjukkan bahwa WNI yang pulang dari Wuhan dalam keadaan sehat.

"Teman-teman dari TNI dan Kemenkes, mereka sama-sama senam semua. Itu menunjukkan mereka sehat dan mudah-mudahan betah mereka selama 14 hari (masa observasi)," terang dia.

Hal serupa juga disampaikan Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Anung Sugihantono. Dia menyebut, seluruh kegiatan yang dilakukan para WNI dari Wuhan berdasarkan pedoman yang sudah disusun oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI. 

Kementerian Kesehatan menyiapkan perlengkapan olahraga di tempat observasi. Selepas olahraga, para WNI sarapan dan setelah itu melakukan pengukuran suhu.

"Kami sudah menyiapkan pedoman kegiatan selama 14 hari ke depan versi Kemenkes. Kegiatan ini sambil melihat situasi juga," kata Anung di Gedung Kementerian Kesehatan, Jakarta, Senin (3/2/2020).

"Untuk kegiatan hari-hari lain disiapkan alat-alat kesenian. Yang pasti akan diberikan dukungan pelayanan," lanjutnya.

Anung, menambahkan, saat ini yang diperlukan WNI adalah komunikasi dengan keluarga masing-masing. Sejak tiba di Kepulauan Natuna, mereka belum berkomunikasi dengan keluarganya.

"Mereka di sana belum bisa menghubungi keluarga masing-masing. Karena VPS (virtual server private) mereka masih tertanda Tiongkok," kata Anung.

Oleh sebab itu, Kemenkes pun sedang menyiapkan Wifi agar mereka bisa menghubungi keluarganya.

"Akses komunikasi selama di Natuna ya menggunakan ponsel," katanya. 

 

Bagaimana dengan 7 WNI di Wuhan?

Pemerintah melalui BUMN terkait membantu masyarakat Indonesia di Hongkong
Pemerintah membantu menyebarkan masker sebagai pencegahan terhadap virus corona di Hongkong melalui BUMN

Hingga kini, ada tujuh orang warga negara Indonesia (WNI) yang tidak ikut dievakuasi dari Hubei, China. Tiga di antaranya tidak lolos tes, dan empat lainnya karena alasan pribadi terkait keluarga mereka.

Pihak Kemlu berkata akan terus memantau orang-orang yang masih berada di wilayah karantina, terutama di tempat yang mengalami isolasi seperti Wuhan. Kemlu pun tidak menutup kemungkinan untuk kembali mengevakuasi WNI yang masih ada di sana.

Tiga WNI yang tidak lolos protokol pemeriksaan kesehatan untuk kembali ke Indonesia itu bukan positif terkena Virus Corona, melainkan kurang fit dan terkena demam serta batuk.

Direktur Perlindungan WNI Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI Judha Nugraha berkata pihak Kemlu sudah berkomunikasi dengan pihak kampus tempat ketiga WNI itu kuliah. Ketiganya telah kembali ke asrama.

"Sesuai protokol kesehatan otoritas RRT (Republik Rakyat Tiongkok) memang seluruh yang boarding itu wajib melakukan health screening," ujar Judha Nugraha di Jakarta pada Senin (3/2/2020).

Satu WNI berada di Wuhan dan dua lainnya berada di Xianning. Keduanya masih bagian provinsi Hubei.

Untuk membantu para WNI, Kemlu memberi bantuan berupa logistik dan konseling via telepon.

"Ada dua yang perlu diperhatikan. Pertama tentu logistiknya dan juga menguatkan mental mereka menjaga kondisi psikologis mereka," Judha melanjutkan.

Atase Pendidikan dan Kebudayaan di KBRI Beijing, Yaya Sutarya, berkata persediaan logistik dan finansial para WNI yang ada di Wuhan masih terjaga.

"Aman, mereka saat ini masih cukup," jelas Yaya.

Cegah Penularan Virus Corona

20151021-Ilustrasi mencuci tangan
Ilustrasi mencuci tangan (iStockphoto)

Hingga saat ini, belum ada vaksin untuk menghentikan penyebaran Virus Corona Wuhan. Namun, Kemenkes mengimbau agar masyarakat tetap tenang dan selalu waspada.

Gejala infeksi yang ditimbulkan oleh Virus Corona tidak berbeda banyak dengan flu dan pilek yang biasa kita alami. Namun gejala yang timbul karena virus ini antara lain demam, batuk kering, napas pendek, nyeri otot dan kelelahan. Gejala lain yang tidak umum adalah penumpukan dahak, sakit kepala, hemoptisis atau batuk berdarah, dan diare.

Mengutip laman Instagram Kemenkes RI, Virus Corona dapat dicegah dengan kondisi badan sehat dan imunitas yang baik. Selain itu, menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) menjadi hal utama mencegah penularan 2019-nCoV.

Dinas Kesehatan DKI juga menggaungkan imbauan serupa terkait Virus Corona, yakni:

1. Untuk masyarakat yang mengalami gejala demam, batuk, sesak napas, dan baru kembali dari negara terjangkit dalam 14 hari sebelum sakit, agar segera berobat ke puskesmas atau rumah sakit terdekat. Berikan informasi kepada dokter dan tenaga kesehatan tentang riwayat perjalanan.

2. Terapkan etika batuk, yakni menutup mulut/hidung saat bersin atau batuk dengan menggunakan tisu.

3. Gunakan masker jika menderita sakit dengan gejala infeksi saluran napas (demam, batuk, dan flu) dan segera berobat.

4. Sering mencuci tangan, terutama setelah batuk atau bersin, sebelum dan sesudah menyiapkan makanan, sebelum makan, setelah menggunakan toilet, dan setelah merawat binatang.

5. Cuci tangan dengan air mengalir dan sabun serta bilas kurang lebih 20 detik. Jika tidak tersedia air, dapat menggunakan cairan pembersih tangan yang mengandung alkohol 70-80 persen.

6. Jika sedang sakit, kurangi aktivitas di luar rumah dan batasi kontak dengan orang lain.

Reporter: Tommy Kurnia Rony, Agustinus Mario Damar S.P

Editor: Tanti Yulianingsih

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya