Masker yang Dikirim Ke Warga Terkontaminasi, Pemerintah Jepang Dikritik

Pemerintah Jepang dikritik usai ditemukannya masker yang dikirim kepada warga terkontaminasi

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 23 Apr 2020, 06:00 WIB
Diterbitkan 23 Apr 2020, 06:00 WIB
Pengunjung mengenakan masker wajah di tengah kekhawatiran akan penyebaran Virus Corona COVID-19 di hadapan pohon ceri di Taman Ueno Tokyo Jepang pada 12 Maret 2020. (Philip FONG / AFP)
Pengunjung mengenakan masker wajah di tengah kekhawatiran akan penyebaran Virus Corona COVID-19 di hadapan pohon ceri di Taman Ueno Tokyo Jepang pada 12 Maret 2020. (Philip FONG / AFP)

Liputan6.com, Jakarta Pemerintah Jepang mendapatkan kritik dari warga karena ditemukannya beberapa masker kain yang mereka berikan terkontaminasi dengan noda, serangga, dan helai rambut.

Hal ini juga telah diakui oleh Kementerian Kesehatan Jepang. Awalnya, sekitar 10 juta masker kain akan didistribusikan terlebih dahulu kepada para ibu hamil dan mulai dikirim pada pekan lalu.

Dilansir dari Asia One pada Rabu (22/4/2020), Kemenkes Jepang mendapatkan keluhan dari warga yang menemukan adanya warna masker yang berubah atau adanya helai rambut di benda tersebut.

"Saya terlalu takut menggunakan masker ini. Jadi apa yang harus kita lakukan? Mengirimnya kembali? Betapa sia-sia uang pembayar pajak ini," kata salah seorang pengguna Twitter setempat seperti dikutip dari South China Morning Post.

Saksikan juga Video Menarik Berikut Ini

Kemenkes Jepang Nyatakan akan Menukarnya

FOTO: [CERITA] Dunia Melawan COVID-19
Seorang pria mengenakan masker pelindung berjalan di terowongan sebuah stasiun metro di Tokyo, Jepang, 11 Maret 2020. Pandemi virus corona COVID-19 membuat Jepang dilema untuk tetap menggelar Olimpiade 2020. (Photo by Philip FONG/AFP)

Sebuah komentar di Japan Today mengungkapkan bahwa setidaknya program tersebut menelan biaya 46,6 miliar yen.

"Sungguh memalukan untuk masyarakat! Banyak masker yang dijadwalkan hanya untuk dihancurkan," kata komentar tersebut.

Setidaknya, sekitar 1.900 masker yang terkontaminasi ditemukan di 80 kota. Beberapa masker bernoda ditemukan dikirim ke wanita hamil dan beberapa yang didistribusikan ke sekolah-sekolah tercemar serangga dan hal-hal lainnya.

Para pejabat Kemenkes Jepang menolak berkomentar lebih lanjut mengenai tanggapan masyarakat. Namun mereka menegaskan akan mengganti masker-masker tersebut.

Kejadian ini menambah daftar kritik bagi pemerintahan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe yang sebelumnya disebut terlambat dalam menangani COVID-19. Salah satunya adalah terkait pernyataan keadaan darurat karena menilai bahwa Olimpiade Tokyo masih bisa digelar pada bulan Juli.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya