Uji Awal Vaksin COVID-19, Perusahaan Cambridge Ini Sebut Hasilnya Menjanjikan

Sebuah perusahaan bioteknologi di Cambridge mengumumkan bahwa tahap awal uji vaksin COVID-19 yang mereka buat tunjukkan hasil menjanjikan

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 19 Mei 2020, 13:00 WIB
Diterbitkan 19 Mei 2020, 13:00 WIB
Peneliti Laboratorium
Ilustrasi Foto Peneliti (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta Sebuah perusahaan di Cambridge, Massachusetts, Amerika Serikat mengumumkan bahwa percobaan awal vaksin eksperimental terhadap virus corona COVID-19 menunjukkan hasil yang menjanjikan.

Dilansir dari AP News pada Selasa (19/5/2020), beberapa sukarelawan studi mendapatkan vaksin dosis rendah atau sedang, buatan perusahaan bioteknologi Moderna Inc. Hasil menunjukkan, mereka memiliki antibodi yang serupa dengan penyintas COVID-19.

Fase penelitian selanjutnya akan berada di bawah pimpinan United States National Institutes of Health. Nantinya, para peneliti akan mencoba menentukan dosis yang terbaik untuk eksperimen definitif pada bulan Juli.

"Dengan data sementara Fase 1 positif saat ini dan data positif dalam model tikus, tim Moderna terus fokus bergerak secepat mungkin untuk memulai studi Fase 3 yang penting di bulan Juli," kata Stéphane Bancel, Chief Executive Officer Moderna dalam siaran persnya.

Simak juga Video Menarik Berikut Ini

Pengujian Lebih Lanjut

ilustrasi penelitian.
ilustrasi penelitian. (iStockphoto)

Moderna mengatakan bahwa vaksin ini kemungkinan besar aman. Namun dibutuhkan pengujian yang lebih luas untuk memperkuat pernyataan tersebut.

Mereka menyebutkan, beberapa studi vaksin dosis tinggi harus diturunkan usai ditemukannya beberapa efek samping dalam jangka pendek. Belum ada keterangan lebih lanjut karena hasil studi belum dipublikasikan.

"Kami berinvestasi untuk meningkatkan produksi sehingga kami dapat memaksimalkan jumlah dosis yang dapat kami hasilkan untuk membantu melindungi sebanyak mungkin orang dari SARS-CoV-2," kata Bancel.

Dilaporkan, pemerintah Amerika Serikat tengah meluncurkan proyek yang disebut sebagai "Operation Warp Speed" untuk mengembangkan vaksin yang diharapkan bisa tersedia 300 juta dosis pada bulan Januari.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya