CDC China: Pasar Basah Wuhan Bukan Sumber Penularan COVID-19

CDC China menyebutkan bahwa kemungkinan, pasar basah di Wuhan bukanlah sumber penularan awal COVID-19

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 29 Mei 2020, 19:00 WIB
Diterbitkan 29 Mei 2020, 19:00 WIB
China Kembali Buka Pasar Basah Wuhan
Pedagang mengenakan masker saat menawarkan udang untuk dijual di Pasar Baishazhou Wuhan di Wuhan, provinsi Hubei, Rabu (15/4/2020). Lebih dari 90 persen kios pasar basah di Wuhan telah kembali buka sejak pemerintah mencabut aturan lockdown di wilayah pusat wabah tersebut. (Hector RETAMAL/AFP)

Liputan6.com, Jakarta Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (Center for Disease Control and Prevention/CDC) Tiongkok masih meneruskan pencarian asal virus corona SARS-CoV-2 penyebab COVID-19 yang saat ini tengah menjadi pandemi global.

Baru-baru ini, Direktur CDC China Gao Fu mengatakan bahwa kemungkinan, pasar basah Wuhan yang selama ini dianggap sebagai sumber penularan COVID-19 hanyalah 'korban' dari virus ini.

"Awalnya, kami berasumsi pasar makanan laut mungkin memiliki virusnya, tetapi sekarang pasar itu jauh lebih mirip seperti korban. Novel coronavirus sudah ada jauh sebelumnya," kata Gao Fu seperti dikutip dari media Tiongkok, Global Times pada Jumat (29/5/2020).

Dalam pengumpulan sampelnya di Wuhan awal Januari lalu, Gao Fu bersama para peneliti COVID-19 tidak mendeteksi virus corona SARS-CoV-2 dalam sampel hewan. Mereka hanya ada dalam sampel dari lingkungan, termasuk limbah.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan Juga Video Menarik Berikut Ini


Kemungkinan Pasar Basah Bukan Sumber Penularan Awal

China Kembali Buka Pasar Basah Wuhan
Foto pada 15 April 2020, sekeranjang udang yang dijual di salah satu toko di Pasar Baishazhou Wuhan di Wuhan, provinsi Hubei. Lebih dari 90 persen kios pasar basah di Wuhan telah kembali buka sejak pemerintah mencabut aturan lockdown di wilayah pusat pandemi corona tersebut. (Hector RETAMAL/AFP)

Gao bersama pemerintah dan ilmuwan setempat masih mempelajari tentang asal usul virus tersebut dan mempelajarinya. Namun sejauh ini, inang perantara virus yang pasti belum dikonfirmasi.

Colin Carlson, profesor di Georgetown University, Amerika Serikat mengatakan bahwa ada kemungkinan pasar di Wuhan bukan sumber penularan pertama SARS-CoV-2.

Carlson mengatakan bahwa agar virus bisa berpindah dari hewan ke manusia, hewan harus benar-benar membawa virus tersebut. Dia mengatakan, genom SARS-CoV-2 paling dekat hubungannya dengan virus corona yang diisolasi dari kelelawar tapal kuda di China.

Dari situ, para ilmuwan menduga virus itu mungkin berpindah ke hewan lain dan kemudian menyebar ke manusia. Hal inilah yang membuat pasar basah diasumsikan sebagai sumber penularan pertama COVID-19.


Butuh Waktu Lama untuk Konfirmasi

Petugas Medis Tangani Pasien Virus Corona di Ruang ICU RS Wuhan
Li Xiang, petugas medis dari Provinsi Jiangsu, memeriksa hasil pengujian di sebuah bangsal ICU Rumah Sakit Pertama Kota Wuhan di Wuhan, 22 Februari 2020. Tenaga medis dari seluruh China telah mengerahkan upaya terbaik mereka untuk mengobati para pasien COVID-19 di rumah sakit itu. (Xinhua/Xiao Yijiu

Namun, dalam penelitiannya, CDC China tidak menemukan mereka dalam sampel binatang yang diteliti.

"Tidak ada satu pun hewan yang dinyatakan positif. Jadi sejak Januari, ini sebenarnya tidak terlalu konklusif. Namun ini telah berkembang menjadi sebuah narasi," kata Carlson seperti dikutip dari Live Science.

"Ini adalah virus yang berasal dari hewan yang membuat lompatan, mungkin dari kelelawar ke manusia, mungkin melalui... hewan lain, mungkin melalui ternak. Dan kita belum memiliki data untuk mengetahui di mana atau bagaimana," kata Carlson.

Menurutnya, penelusuran ini butuh waktu. Bahkan, studi yang menunjukkan bahwa SARS berasal dari kelelawar, baru diterbitkan tahun 2017 atau sekitar 15 tahun usai wabah itu pertama kali terjadi.

Maka dari itu, Carlson mengatakan bahwa kemungkinan menemukan sumber awal dari COVID-19 akan memakan waktu lebih lama.

"Butuh waktu lama untuk melewati gua-gua, untuk memeriksa sampel, dan membangun basis bukti di mana kita dapat dengan yakin mengatakan bahwa: Ini berasal dari kelelawar, di gua ini, pada saat ini," kata Carlson.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya