WHO: Dexamethasone Bukan untuk Pasien COVID-19 Bergejala Ringan

WHO menegaskan bahwa dexamethasone bukan pengobatan untuk pasien dengan gejala ringan mau pun pencegahan COVID-19

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 19 Jun 2020, 17:00 WIB
Diterbitkan 19 Jun 2020, 17:00 WIB
Dexamethasone adalah obat yang mudah tersedia dan relatif murah. (Justin Tallis / AFP)
Dexamethasone adalah obat yang mudah tersedia dan relatif murah. (Justin Tallis / AFP)

Liputan6.com, Jakarta Meski menyambut baik potensi dari dexamethasone untuk mengurangi risiko kematian pada pasien COVID-19 bergejala parah, World Health Organization (WHO) menegaskan bahwa penggunaan obat tersebut bukanlah untuk mereka yang bergejala ringan.

Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan dalam konferensi persnya beberapa waktu lalu bahwa dexamethasone hanya boleh digunakan untuk kasus COVID-19 parah. Dia juga mengatakan bahwa obat itu bukan untuk pencegahan penyakit.

"Dexamethasone terbukti tidak memiliki efek yang menguntungkan bagi mereka dengan gejala ringan, yang tidak membutuhkan bantuan pernapasan," kata Tedros seperti dikutip dari Express pada Jumat (19/8/2020).

Mike Ryan, kepala program kedaruratan WHO menambahkan, penggunaan obat tersebut harus di bahwa pengawasan medis.

"Ini bukan untuk kasus ringan. Ini bukan untuk profilaksis," katanya.

Simak juga Video Menarik Berikut Ini

Bukan Pengobatan untuk Virus

WHO Umumkan Virus Corona Pandemi Global
Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus (tengah, belakang) berbicara dalam konferensi pers di Jenewa, 11 Maret 2020. WHO menyatakan wabah COVID-19 dapat dikategorikan sebagai "pandemi" karena telah menyebar semakin luas ke seluruh dunia. (Xinhua/Chen Junxia)

Ryan mengatakan bahwa dexamethasone tidak boleh disimpulkan sebagai pengobatan untuk virus.

Mereka harus dilihat sebagai salah satu bagian dari pendekatan kombinasi untuk perawatan pasien COVID-19, bersama dengan bantuan oksigen, ventilator, dan anti-virus.

Sebelumnya, para peneliti di Inggris menyatakan bahwa dexamethasone memiliki potensi besar untuk mengurangi risiko kematian pada pasien COVID-19 yang memiliki gejala parah.

Peneliti menemukan, dexamethasone mampu mengurangi kematian hingga sepertiga pasien yang dirawat dengan mendapatkan bantuan ventilator dan seperlima pada pasien yang mendapatkan perawatan dengan bantuan oksigen.

Namun, untuk mereka yang tidak memerlukan dukungan pernapasan, tidak ada manfaat dari obat ini.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya