LIPI Kembangkan Rapid Test COVID-19 Berbahan Lokal dengan Nanopartikel Silika

Sebagai upaya mengurangi ketergantungan impor, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) kembangkan sistem deteksi cepat (rapid test) COVID-19 berbahan lokal.

oleh Liputan6.com diperbarui 26 Jun 2020, 18:00 WIB
Diterbitkan 26 Jun 2020, 18:00 WIB
Tenaga Medis Kota Bekasi Jalani Rapid Test Covid-19
Petugas menunjukkan hasil tes cepat (rapid test) pendektesian COVID-19 kepada tenaga medis di Stadion Patriot Candrabhaga, Bekasi, Jawa Barat, Rabu (25/3/2020). Pemeriksaan hanya diperuntukan bagi tenaga medis seluruh puskesmas, dan rumah sakit yang ada di Kota Bekasi. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta Sebagai upaya mengurangi ketergantungan impor, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) kembangkan sistem deteksi cepat (rapid test) COVID-19 berbahan lokal.

Kepala LIPI Laksanan Tri Handoko menyebut, cara kerja rapid test yang dikembangkan LIPI sama seperti alat tes cepat lain, berbedaan hanya pada bahan bakunya saja.

"Kalau rapid test yang dikembangkan dengan fluorescent silica nanoparticle mekanisme persis sama seperti rapid test lain, ini komponen bahan baku lokal saja," jelas Laksana Tri Handoko dalam pertemuan dengan media secara virtual di Jakarta, Jumat (26/6), melansir Antara.

Pada rapid test deteksi COVID-19 melalui antibodi yang dipakai saat ini menggunakan sistem lateral flow immunoassay berbasis gold nanopartikel (AuNP) sebagai indikator warna. Sedangkan pada tes cepat yang dikembangkan LIPI, gold nanopartikel diganti dengan nanopartikel silika atau fluorescent silica nanoparticle (FSNP). Bahan alat rapid test tersebut dapat disintesa secara lokal dengan memanfaatkan sumber daya yang ada di Indonesia sehingga mengurangi ketergantungan impor.

 

Lebih sensitif dan cepat

Sensitivitas dan selektivitas Fluorescent silica nanoparticle setara atau lebih unggul dari gold nanopartikel dan waktu reponsnya pun cepat, kurang dari satu jam.

Menurut Handoko, perangkat tes cepat COVID-19 penting untuk membantu proses skrining terutama di lokasi kerumunan seperti bandar udara dan terminal. Para area tersebut, pengetesan dilakukan cukup masif dan perlu waktu cepat untuk mendapatkan hasil.

"Jika menggunakan bahan lokal, diharapkan harga akan lebih murah dibanding yang impor," ucapnya.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya