Liputan6.com, Jakarta Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebut bahwa banyak negara salah arah dalam menghadapi pandemi COVID-19.
Pernyataan itu disampaikan oleh Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus dalam konferensi persnya hari Senin lalu. Ia mengatakan bahwa banyak aksi yang dilakukan pemerintah dan masyarakat tidak mencerminkan perlawanan terhadap COVID-19.Â
Baca Juga
Menurutnya, perilaku masyarakat serta cara pemerintah menyampaikan pesan pada masyarakat berkorelasi dalam menghadapi pandemi.
Advertisement
"Pesan yang bermacam-macam dari para pemimpin merusak unsur paling penting dari respon apa pun: kepercayaan," kata Tedros seperti dikutip dari laman resmi WHO pada Kamis (16/7/2020).
"Jika pemerintah tidak secara jelas berkomunikasi dengan warganya dan meluncurkan strategi komprehensif yang berfokus pada menekan transmisi dan menyelamatkan nyawa," kata mantan Menteri Kesehatan Ethiopia itu.
Saksikan juga Video Menarik Berikut Ini
Situasi Bisa Diubah
Tedros juga berkomentar tentang masyarakat yang tidak mengikuti protokol kesehatan seperti menjaga jarak fisik, mencuci tangan, menggunakan masker, batuk, serta tetap di rumah saat sakit.
"Jika dasar-dasar ini tidak diikuti hanya ada satu arah pandemi ini akan berlangsung. Itu akan memburuk, memburuk, dan semakin memburuk," ujarnya.
Namun menurutnya, kondisi tersebut tidak harus jadi lebih buruk. Tedros mengatakan, apabila pemerintah dan masyarakatnya dapat melakukan tugas mereka masing-masing dalam bagian memutus rantai penularan, maka situasi bisa diubah.
"Saya tahu banyak pemimpin bekerja dalam keadaan sulit. Saya tahu ada tantangan kesehatan, ekonomi, sosial, dan budaya yang lain yang perlu dipertimbangkan."
"Tidak ada jalan pintas dari pandemi ini. Kita semua berharap akan ada vaksin yang efektif, tetapi kita harus fokus menggunakan perangkat yang kita miliki sekarang untuk menekan penularan dan menyelamatkan nyawa."
Advertisement