Pemerintah Colorado Laporkan Temuan Penyakit Pes pada Seekor Tupai

Warga setempat diminta untuk mencegah penularan pes baik pada hewan maupun manusia, meski risikonya dinilai rendah

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 19 Jul 2020, 11:00 WIB
Diterbitkan 19 Jul 2020, 11:00 WIB
20161213 Deretan Foto Satwa Terbaik Sepanjang Tahun 2016
Seekor tupai berdiri di sebuah pohon di Taman Valentino, Turin, (18/11/2016). (AFP PHOTO / MARCO BERTORELLO)

Liputan6.com, Jakarta Seekor tupai di kota Morrison, Colorado, Amerika Serikat ditemukan positif terinfeksi bubonic plague atau pes. Temuan ini diumumkan oleh dinas kesehatan Jefferson County dalam pernyataan resmi mereka awal pekan ini.

Dikutip dari CBS News pada Kamis (16/7//2020), penyelidikan dimulai usai ditemukannya 15 tupai mati di wilayah tersebut. Pemeriksaan menunjukkan salah satu dari mereka positif terinfeksi pes.

Temuan ini membuat otoritas kesehatan meminta agar masyarakat lebih waspada terhadap penyakit yang disebabkan oleh bakteri Yersinia pestis tersebut. Selain itu, warga setempat juga diminta melaporkan ke petugas apabila ada hewan peliharaan yang berada di sekitar hewan liar, jatuh sakit.

Dinas kesehatan setempat merekomendasikan beberapa tindakan pencegahan dari pes, termasuk menghindari hewan liar atau pengerat yang mati, tidak membuat sumber makanan atau tempat perlindungan bagi hewan liar, serta berkonsultasi dengan dokter hewan mengenai kutu dan pengendaliannya.

"Risiko terkena wabah sangat rendah selama tindakan pencegahan diambil," kata mereka.

 

Saksikan Juga Video Menarik Berikut Ini

Tak Seperti Enam Abad Lalu

Salju di Rusia
Seekor tupai terlihat di sebuah taman yang memutih saat hujan salju lebat di Moskow, Rusia, 31 Januari 2018. Moskow di musim dingin akan dibalut salju putih dan jauh lebih dingin daripada biasanya. (AP/Alexander Zemlianichenko)

Lawrence Stanberry, kepala program kesehatan global di Columbia University Vagelos College of Physicians and Surgeons di New York mengatakan bahwa dampak dari tupai yang positif pes kepada manusia sangat rendah.

"Saya pribadi tidak pernah mendengar tupai terkena wabah, tetapi bagi mereka untuk menjadi pembawa sangat tidak mungkin," kata Stanberry dikutip dari Today.

"Beruntungnya, kita memiliki perawatan untuk itu akhir-akhir ini, jadi ini bukan momok yang sama seperti lima atau enam abad lalu," kata Stanberry merujuk pada pandemi pes mematikan yang terjadi di tahun 1300-an.

Jika terinfeksi pes, gejalanya akan timbul dalam dua hingga tujuh hari setelah terpapar. Beberapa tandanya seperti demam tinggi secara tiba-tiba, sakit kepala, mual, nyeri hebat, serta pembengkakan kelenjar getah bening.

Namun, penyakit ini bisa diobati dengan antibiotik, terutama jika didiagnosis dengan cepat, termasuk apabila penyakit ini terjadi pada hewan peliharaan.

Periksakan Hewan Peliharaan Jika Sakit

Ilustrasi Anjing
Ilustrasi Liur Anjing (iStockphoto)

Dr. Brett Levitzke dari Brooklyn's Veterinary Emergency & Referral Group mengatakan bahwa apabila hewan peliharaan mengalami gejala-gejala pes, segera bawa dia ke dokter hewan.

"Bakteri merespon antibiotik, tetapi pasti ada korelasi antara memulai pengobatan lebih cepat dan kemampuan bertahan hidup, sehingga semakin cepat Anda memeriksakannya dan memulai pengobatan, semakin baik," kata Levitzke dikutip dari New York Post.

Selain itu, tidak ada salahnya juga untuk memeriksakan anggota keluarga manusia seseorang.

"Intervensi dan pengobatan dini telah terbukti memberikan prognosis yang jauh lebih baik bagi manusia juga dan terkadang dokter mungkin meresepkan antibiotik profilaksis."

Di tengah belum meredanya pandemi COVID-19, ancaman beberapa penyakit memang dikhawatirkan oleh orang-orang, salah satunya pes yang sempat menghebohkan dunia di abad pertengahan. Apalagi beberapa waktu yang lalu, wabah pes dilaporkan terjadi di Mongolia Dalam, China serta Mongolia.

Namun World Health Organization melalui juru bicaranya Margaret Harris menegaskan bahwa wabah pes di dua daerah itu tidak berisiko tinggi dan telah dikelola dengan baik.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya