Liputan6.com, Jakarta Direktur Utama Bio Farma Honesti Basyir menyampaikan pihaknya mendapat tugas untuk memastikan kapasitas produksi vaksin COVID-19 bisa dikelola dengan baik. Hingga saat ini Bio Farma sudah menyiapkan 100 juta dosis per tahun dan akan melakukan expand menuju 250 juta dosis per tahun.
”Tapi untuk tahap pertama, sesuai dengan target penyelesaian uji klinis pada Januari 2021, pada saat selesai uji klinis dan izin edarnya keluar, kami sudah menargetkan untuk bisa selesai sekitar 40 juta dosis per tahun,” jelas Honesti saat memberikan keterangan pers secara virtual di Istana Kepresidenan, Jakarta, kemarin (21/7/2020).
Advertisement
Baca Juga
Untuk uji klinis vaksin COVID-19 tahap tiga segera dilakukan pada Agustus 2020. Keterlibatan uji klinis didukung oleh Kementerian Kesehatan, Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran Bandung, dan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
Uji klinis vaksin COVID-19 juga akan melibatkan 1.620 sukarelawan. Hasil uji klinis tersebut akan dibandingkan dengan hasil uji klinis yang sama di berbagai negara.
Saksikan Video Menarik Berikut Ini:
Pendampingan dari BPOM
Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Penny Lukito menambahkan pihaknya akan mendampingi uji klinis vaksin COVID-19.
”Secara paralel juga proses produksi yang akan dilakukan oleh Bio Farma sudah akan kami dampingi, dikaitkan dengan fasilitasnya. Sehingga nanti pada saat uji klinis selesai, kami memberikan izin edar, segera bisa kita sudah edarkan/distribusikan,” tambah Penny.
Menantikan selesai uji klinis vaksin COVID-19, Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir menyampaikan dukungan masyarakat tetap dibutuhkan. Bahwa kerja keras Pemerintah tidak ada artinya kalau masyarakat tidak membantu.
"Ini vaksin baru (akan) ada tahun depan. Jadi, dari sekarang sampai awal tahun depan, penting sekali disiplin yang ada, sebagaimana disampaikan Menteri Kesehatan Terawan sejak awal, yaitu jaga jarak, cuci tangan, pakai masker,” ujar Erick.
Advertisement