Liputan6.com, Bandung - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menyatakan lebih dari 1000 orang dari klaster sekolah calon perwira (Secapa) TNI AD dinyatakan sembuh dari COVID-19. Hasil itu berdasarkan test usap (swab) terakhir yang dilakukan Kesehatan Kodam (Kesdam) Komando Daerah Militer (Kodam) Siliwangi, mereka sudah bertugas kembali.
Menurut Ridwan Kamil hal itu merupakan laporan terakhir yang diterima dari Panglima Komando Daerah Militer (Kodam) Siliwangi. Sementara siswa Secapa TNI AD lainnya yang berjumlah 200-an orang masih melakukan karantina mandiri.
Baca Juga
“Akibatnya (dampaknya) angka kesembuhan Jawa Barat sekarang lebih tinggi dibanding yang positif aktif. Yang sembuhnya 3.992, sementara yang aktif hanya 2.435 orang. Bahwa jumlah yang sembuh di Jawa Barat, sudah jauh lebih tinggi dibandingkan yang sakit,” ujar Ridwan Kamil dalam keterangan resminya di Bandung, ditulis Senin, 3 Agustus 2020.
Advertisement
Ridwan Kamil mengatakan untuk angka reproduksi COVID-19 dalam sepekan terakhir di Jawa Barat mencapai di angka 1,05. Artinya sebut Ridwan Kamil, kewaspadaan harus ditingkatkan salah satunya dengan terus melaksanakan tes COVID-19 secara masif.
Tes COVID-19 Masif di Perkantoran
Saat ini, pelaksanaan tes COVID-19 secara masif dilakukan di seluruh perkantoran dan lokasi kerumunan massa yang berada di dalam ruangan.
“Tujuannya untuk menekan angka reproduksi COVID-19 di bawah satu. Diperkantoran apalagi di dalam ruangan, potensi paparan virus ini sangat tinggi. Apalagi di ruangan ber-AC, untuk itu setiap ruangan perkantoran yang memiliki jendela agar membukanya agar sirkulasi udara dapat masuk,” ucap Ridwan.
Ridwan Kamil juga meminta jika kegiatan perkantoran dapat dilakukan di ruangan terbuka sangat dianjurkan. Hal serupa dapat dilakukan kepada warga Jawa Barat yang hendak menggelar resepsi pernikahan.
Karena berdasarkan hasil tes masif selama sepekan terakhir, telah ditemukan paparan COVID-19 di area Kantor Gubernur Jawa Barat dan Kejaksaan Tinggi Jawa Barat.
“Belum tentu paparan COVID-19 ini terjadi di perkantoran tersebut. Bisa saja ada staf atau karyawan yang terpapar dari luar. Karena melakukan kegiatan tidak terkontrol usai bekerja,” jelas Ridwan.
Jika ini terus terjadi tutur Ridwan, maka antisipasinya pilihan work from home dapat direkomendasikan kembali oleh pemerintah. Ridwan mengingatkan kepada seluruh kelompok masyarakat agar terus waspada terhadap paparan COVID-19. (Arie Nugraha)
Advertisement