Uji Klinis Tahap Dua, Vaksin COVID-19 Novavax Juga Diberikan ke Orang dengan HIV

Selain kelompok usia dewasa sehat, vaksin COVID-19 buatan Novavax juga akan diuji ke kelompok orang dengan HIV

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 21 Agu 2020, 19:00 WIB
Diterbitkan 21 Agu 2020, 19:00 WIB
Ilustrasi vaksin
Ilustrasi vaksin (Foto: unsplash.com)

Liputan6.com, Jakarta Perusahaan bioteknologi Amerika Serikat Novavax akan memulai pengujian tahap kedua untuk calon vaksin COVID-19 kepada manusia.

Mengutip Live Science pada Jumat (21/8/2020), tahap uji klinis dari vaksin COVID-19 yang disebut "fase 2b" ini akan mencakup 2.665 orang dewasa sehat di Afrika Selatan serta 240 orang dewasa dengan HIV.

Dalam pernyataan resminya, Novavax menyatakan bahwa orang dengan HIV dipilih karena mereka dianggap stabil secara medis namun kemungkinan memiliki respons kekebalan yang berbeda dari orang tanpa HIV.

Hal ini juga untuk melihat evaluasi vaksin terhadap populasi penelitian yang beragam dan representatif.

"Karena Afrika Selatan mengalami lonjakan musim dingin dari penyakit COVID-19, uji klinis tahap 2b yang penting ini berpotensi memberikan indikasi awal dari kemanjuran, bersama dengan data keamanan dan imunogenisitas tambahan untuk (vaksin)," kata Dr. Gregory Glenn, Presiden of Research and Development Novavax.

Saksikan Juga Video Menarik Berikut Ini

Hasil Uji Klinis Tahap 1

Teori Konspirasi Seputar Pandemi Covid-19
Ilustrasi Konspirasi Penemuan Vaksin Covid-19 Credit: pexels.com/Polina

Profesor Shabir Madhi dari Wits University, Afrika Selatan yang terlibat dalam studi ini mengatakan bahwa alasan utama mengapa vaksin COVID-19 ini mendapatkan evaluasi tahap awal di negara ini untuk melihat bukti secara umum pada konteks Afrika mengenai seberapa baik vaksin tersebut bekerja pada lingkungan mereka.

"Saya senang bekerja dengan Novavax sebagai peneliti utama dalam uji klinis ini, melihat data fase 1 yang positif dari vaksin COVID-19 Novavax, yang memberikan alasan untuk memajukan perkembangan pada kelompok orang dewasa yang lebih besar," kata Madhi.

Dalam laman resminya, Novavax menyatakan bahwa pada fase 1 dari uji klinis fase 1/2 yang dilakukan di Australia, vaksin yang disebut NVC-CoV2373 ini secara umum mampu ditoleransi dengan baik dan menimbulkan respons antibodi yang kuat.

Data penelitian mereka telah dikirimkan ke Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (Food and Drug Administration) serta komite pengawas keamanan independen. Studi ini juga telah dikirimkan untuk peninjauan sejawat ke jurnal ilmiah dan diunggah secara daring di medRxiv.

 

 

Uji Klinis Lain di AS dan Australia

Ilustrasi vaksin
Ilustrasi vaksin (Foto: unsplash.com)

Mereka juga merencanakan akan memulai uji klinis tahap dua lain di AS dan Australia dalam waktu dekat dan membutuhkan sekitar 1.500 peserta dengan kelompok usia dewasa yang lebih tua.

Adapun, efek samping yang dilaporkan para peneliti hanya ringan seperti sakit kepala, kelelahan, dan nyeri di sekitar tempat suntikan.

Vaksin yang dikembangkan Novavax sendiri mengandung protein yang berasal dari spike protein virus corona. Perusahaan ini merancang vaksin dengan menempelkan protein tersebut ke partikel mikroskopis yang dapat dikirim ke dalam tubuh untuk memicu respons kekebalan.

Novavax juga menambahkan bahan tambahan lain ke dalam vaksin untuk membantu menggalang sel kekebalan untuk bekerja. Bahan pembantu dalam NVC-CoV2373 adalah saponin, atau senyawa kimia yang berasal dari tumbuhan.

Fase kedua uji klinis vaksin akan dimulai bulan ini. Diketahui, penelitian ini juga didukung oleh hibah 15 juta dolar AS dari Bill & Melinda Gates Foundation. Pendanaan untuk produksi vaksin pada uji coba juga dibantu oleh The Coalition for Epidemic Preparedness Innovations (CEPI).

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya