Solusi Jabar Tekan Angka Perceraian yang Semakin Meningkat di Masa Pandemi COVID-19

TP PKK Jabar juga berkolaborasi bersama Fatayat NU Jabar dalam konseling pranikah yang juga bertujuan menekan kasus perceraian yang ada di Jabar.

oleh Arie Nugraha diperbarui 13 Sep 2020, 15:00 WIB
Diterbitkan 13 Sep 2020, 15:00 WIB
Ilustrasi
Ilustrasi bercerai. (dok. unsplash.com/Asnida Riani)

 

Liputan6.com, Bandung - Angka perceraian semakin meningkat di masa pandemi COVID-19. Program "21-25 Keren" dari Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Jabar dinilai jadi salah satu solusi menekan angka perceraian di wilayah tersebut. 

Hal itu disampaikan oleh Ketua TP PKK Provinsi Jabar Atalia Praratnya Ridwan Kamil saat menghadiri  Rapat Kerja Wilayah (Rakerwil) PW Fatayat Nahdlatul Ulama (NU) Jabar di Hotel Savoy Homann, Kota Bandung.

Program 21-25 Keren ini menjadi sebuah kampanye dari BKKBN Jabar untuk menguatkan konsep menikah di usia ideal, yakni perempuan di usia 21 tahun dan untuk laki-laki di usia 25 tahun.

“Sehingga penting bagi kita semua untuk mengedukasi masyarakat dengan memberikan informasi yang tepat soal pernikahan di usia matang 21-25,” kata Atalia dalam keterangan resminya ditulis Sabtu, 12 September 2020.

Atalia menambahkan, sinergitas bersama komunitas termasuk Fatayat NU Jabar untuk menyosialisasikan 21-25 Keren juga bisa bantu menekan kasus perceraian di Jabar. Atalia berpendapat program ini patut sama-sama didorong di masyarakat, supaya kasus-kasus tersebut tidak muncul lagi seperti saat ini.

 

 

Saksikan Juga Video Menarik Berikut Ini

Indikator Meningkatnya Perceraian di Jabar

Ketua TP PKK Provinsi Jawa Barat (Jabar) Atalia Praratya Ridwan Kamil
Ketua TP PKK Provinsi Jawa Barat (Jabar) Atalia Praratya Ridwan Kamil menghadiri Rapat Kerja Wilayah (Rakerwil) PW Fatayat Nahdlatul Ulama (NU) Jabar di Hotel Savoy Homann, Kota Bandung, Sabtu (12/9/20). (sumber foto : Humas Pemprov Jabar)

Adapun menurutnya, salah satu indikator terkait dengan banyaknya kasus perceraian di Jabar itu adalah faktor ekonomi, termasuk juga percekcokan rumah tangga yang semuanya dipicu oleh pernikahan dini sehingga mereka belum matang baik secara fisik maupun mental.

Sementara TP PKK Jabar, lanjut Atalia, juga berkolaborasi bersama Fatayat NU Jabar dalam konseling pranikah yang juga bertujuan menekan kasus perceraian yang ada di Jabar.

“Program (konseling pranikah) ini penting sekali untuk persiapan para calon orang tua, kemudian mereka bisa siap secara fisik maupun mental, jadi ini harus kita kuatkan bersama-sama,” tutur Atalia.

Fatayat NU Buka Diri untuk Berkolaborasi dengan BKKBN

Sementara itu menurut Ketua Fatayat NU Jabar Hirni Kifa Hazefa, pihaknya pun membuka diri untuk berkerja sama dengan BKKBN dalam mengembangkan program baru yang lebih tepat sasaran. Salah satunya konseling pranikah yang sudah disepakati belum lama ini.

Dengan kekuatan 27 pengurus cabang di tingkat kabupaten dan kota, 600-an pengurus anak cabang di tingkat kecamatan, dan 6.000-an pengurus ranting di tingkat desa atau kelurahan, Hirni mengatakan pola kolaborasi pemerintah-masyarakat ini bakal berdampak besar.

Hirni berujar, program konseling pranikah bersama BKKBN Jabar tengah dalam proses MoU dan diharapkan menjadi titik awal untuk dapat membangun sinergi di program-program lainnya.

“Fatayat NU bisa menjadi subjek sekaligus objek program-program pembangunan. Dengan senang hati kami menyambut baik kerja sama ini,” kata Hirni. (Arie Nugraha)

Infografis Jangan Remehkan Cara Pakai Masker

Infografis Jangan Remehkan Cara Pakai Masker
Infografis Jangan Remehkan Cara Pakai Masker (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya