Ada Penjual Rokok di Depan Sekolah, Kepsek Perlu Turun Tangan

Angka prevalensi perokok usia anak terus naik. Menurut data Global Youth Tobacco Survey 2019, salah satu faktor penyebabnya adalah iklan, promosi, sponsor (IPS) rokok.

oleh Ade Nasihudin Al Ansori diperbarui 20 Sep 2020, 11:00 WIB
Diterbitkan 20 Sep 2020, 11:00 WIB
20151105-Aksi Siswa SMP Tolak Iklan Rokok di Warung-Jakarta
Siswa SMP N 104 Jakarta memasang banner di salah satu warung di kawasan Mampang Prapatan, Jakarta, Kamis (5/11). Aksi ini sebagai bentuk kesadaran tentang ancaman adiksi rokok terhadap anak-anak di sekolah melalui iklan (Liputan6.com/Gempur M Surya)

Liputan6.com, Jakarta Angka prevalensi perokok usia anak terus naik. Menurut data Global Youth Tobacco Survey 2019, salah satu faktor penyebabnya adalah iklan, promosi, sponsor (IPS) rokok.

Sekitar 65 persen anak terpapar IPS rokok di tempat penjualan. Namun, Deputi Bidang Tumbuh Kembang Anak Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Lenny Nurhayanti Rosalin, masih menemukan penjual rokok yang membuka lapak tepat di depan sekolah.

Menurut Lenny, rokok adalah masalah serius dan kepala sekolah perlu turun tangan untuk menangani masalah ini di lingkungan sekolah.

“Ada penjualan rokok di warung depan sekolah, saya mengimbau kepala sekolah ayo lah ikut bereskan, jangan didiamkan. Begitu anak keluar dari pagar belok ke kiri sudah ada warung di warungnya sudah ada nama-nama rokok,” ujarnya dalam webinar Kemen PPPA (17/9/2020).

Selain warung-warung di depan sekolah, acara-acara di sekolah pun acap kali disponsori oleh merek rokok. Bahkan dalam acara tersebut bendera-bendera besar dengan nama merek rokok dipajang dengan jelas.

“Ini banyak sekali, saya yakin di wilayah masing-masing juga ada.”

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Simak Video Berikut Ini:


Pelajar Jadi Sasaran Industri Rokok

Sebelumnya, hasil Survei Tempat Penjualan Rokok di Sekitar Sekolah menunjukkan pemasaran rokok dan promosi produk tembakau (rokok) menjadikan anak-anak usia sekolah sebagai target pemasaran. Sebab tidak sedikit temuan survei penjualan rokok marak berada di sekitar lingkungan sekolah.

"Cara-cara pemasaran dan promosi produk rokok yang ditemukan dalam survei ini menunjukkan industri rokok menjadikan anak-anak sebagai target pemasaran," kata Peneliti dari FAKTA, Tubagus Haryo dalam Peluncuran Hasil Survei Tempat Penjualan Rokok di Sekitar Sekolah, Studi Kasus: Jakarta, Medan, Banggai, dan Surakarta, Jakarta, Kamis (3/9/2020).

Cara yang digunakan untuk memasarkan produk rokok di sekitar sekolah yakni memajang produk sejajar dengan mata anak. Menyediakan rokok ketengan atau dijual per batang. Memajang dekat dengan permen atau makanan ringan.

Lalu melalui media poster atau iklan rokok. Mengatur kemasan sehingga peringatan kesehatan tertutupi. Memajang slop rokok. Menggunakan spanduk (iklan) rokok sebagai penutup warung dan memajang lampu di tempat pajangan rokok.

Adapun, cara industri rokok mempromosikan produknya di sekitar sekolah yakni dengan mengeluarkan edisi khusus atau terbatas sebanyak 86 persen. Dipromosikan dengan memberikan potongan harga 19 persen.

Selain itu, juga dengan memberikan hadiah dan memberikan loyalty masing-masing 2 persen. Terakhir menjual benda menyerupai rokok berupa permen atau mainan, agenda sponsor industri rokok dan pemberian rokok gratis 1 persen.

 


Infografis Rokok:

Infografis Pro-Kontra Larangan Iklan Rokok di Internet
Infografis Pro-Kontra Larangan Iklan Rokok di Internet. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya