Liputan6.com, Jakarta Angka prevalensi perokok usia anak terus naik. Menurut data Global Youth Tobacco Survey 2019, salah satu faktor penyebabnya adalah iklan, promosi, sponsor (IPS) rokok.
Sekitar 65 persen anak terpapar IPS rokok di tempat penjualan. Namun, Deputi Bidang Tumbuh Kembang Anak Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Lenny Nurhayanti Rosalin, masih menemukan penjual rokok yang membuka lapak tepat di depan sekolah.
Baca Juga
Menurut Lenny, rokok adalah masalah serius dan kepala sekolah perlu turun tangan untuk menangani masalah ini di lingkungan sekolah.
Advertisement
“Ada penjualan rokok di warung depan sekolah, saya mengimbau kepala sekolah ayo lah ikut bereskan, jangan didiamkan. Begitu anak keluar dari pagar belok ke kiri sudah ada warung di warungnya sudah ada nama-nama rokok,” ujarnya dalam webinar Kemen PPPA (17/9/2020).
Selain warung-warung di depan sekolah, acara-acara di sekolah pun acap kali disponsori oleh merek rokok. Bahkan dalam acara tersebut bendera-bendera besar dengan nama merek rokok dipajang dengan jelas.
“Ini banyak sekali, saya yakin di wilayah masing-masing juga ada.”
Simak Video Berikut Ini:
Pelajar Jadi Sasaran Industri Rokok
Sebelumnya, hasil Survei Tempat Penjualan Rokok di Sekitar Sekolah menunjukkan pemasaran rokok dan promosi produk tembakau (rokok) menjadikan anak-anak usia sekolah sebagai target pemasaran. Sebab tidak sedikit temuan survei penjualan rokok marak berada di sekitar lingkungan sekolah.
"Cara-cara pemasaran dan promosi produk rokok yang ditemukan dalam survei ini menunjukkan industri rokok menjadikan anak-anak sebagai target pemasaran," kata Peneliti dari FAKTA, Tubagus Haryo dalam Peluncuran Hasil Survei Tempat Penjualan Rokok di Sekitar Sekolah, Studi Kasus: Jakarta, Medan, Banggai, dan Surakarta, Jakarta, Kamis (3/9/2020).
Cara yang digunakan untuk memasarkan produk rokok di sekitar sekolah yakni memajang produk sejajar dengan mata anak. Menyediakan rokok ketengan atau dijual per batang. Memajang dekat dengan permen atau makanan ringan.
Lalu melalui media poster atau iklan rokok. Mengatur kemasan sehingga peringatan kesehatan tertutupi. Memajang slop rokok. Menggunakan spanduk (iklan) rokok sebagai penutup warung dan memajang lampu di tempat pajangan rokok.
Adapun, cara industri rokok mempromosikan produknya di sekitar sekolah yakni dengan mengeluarkan edisi khusus atau terbatas sebanyak 86 persen. Dipromosikan dengan memberikan potongan harga 19 persen.
Selain itu, juga dengan memberikan hadiah dan memberikan loyalty masing-masing 2 persen. Terakhir menjual benda menyerupai rokok berupa permen atau mainan, agenda sponsor industri rokok dan pemberian rokok gratis 1 persen.
Advertisement