Liputan6.com, Jakarta Jurnal kesehatan The New England Journal of Medicine (NEJM) melontarkan kritik keras terhadap pemerintah Amerika Serikat, di bawah kepemimpinan Presiden Donald Trump, dalam menangani pandemi COVID-19.
Jurnal yang banyak menjadi rujukan para pakar di dunia itu menyebut bahwa respon AS terhadap pandemi COVID-19 merupakan kegagalan yang "mencengangkan" dan menyerukan pergantian kepemimpinan dalam pemilihan presiden yang akan datang.
Baca Juga
Dilaporkan The Guardian, dikutip Jumat (9/10/2020), langkah ini belum pernah terjadi selama lebih dari dua abad usia jurnal kesehatan tersebut.
Advertisement
Dalam artikel yang berjudul "Dying in a leadership vaccum" tersebut, editorial menyebut bahwa perlindungan terhadap virus telah dipolitisasi di AS. "Krisis ini telah menghasilkan ujian kepemimpinan," tulis editorial jurnal NEJM seperti dikutip dari Live Science.
"Di sini di Amerika Serikat, para pemimpin kita telah gagal dalam ujian tersebut. Mereka telah mengambil krisis dan mengubahnya menjadi tragedi," tulis penulis editorial yang dipublikasikan pada Kamis waktu setempat. Mereka menambahkan, para pimpinan politik di AS sangat tidak kompeten.
Â
**Ingat #PesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita
Saksikan Juga Video Menarik Berikut Ini
Gagal di Hampir Setiap Langkah
Tanpa mendukung salah satu calon presiden tertentu, mereeka mengatakan bahwa AS tak boleh mendukung para pemimpinnya saat ini dengan membiarkan mereka berkuasa.
"Pemilihan ini memberi kita kekuatan untuk memberikan penilaian. Orang-orang yang berakal sehat pasti akan tidak setuju dengan banyaknya posisi politik yang diambil oleh para kandidat. Namun kebenaran itu bukan liberal atau konservatif," tulis para editor.
Para penulis menyebut, AS sebenarnya merupakan negara yang menghadapi krisis dengan banyak kelebihan seperti kapasitas manufaktur, infrastruktur penelitian biomedis, hingga keahlian luar biasa dalam kesehatan masyarakat serta biologi.
Namun negara dianggap "gagal di hampir setiap langkah" merespon pandemi dan tertinggal jauh dari negara lain seperti Selandia Baru.
"Kita tidak seharusnya mendukung mereka dan memungkinkan kematian ribuan orang Amerika dengan membiarkan mereka mempertahankan pekerjaan mereka."
Sepanjang sejarah, NEJM hanya pernah menerbitkan empat editorial yang ditandatangani oleh semua editor mereka dan belum pernah menyangkut persaingan politik.
Salah satu penulis, Dr. Eric Rubin, pimpinan redaksi NEJM mengatakan kepada CNN bahwa ini bukan jurnal politik "tetapi masalah di sini adalah seputar fakta, bukan seputar opini."
Advertisement