Santri Berisiko Tertular COVID-19 dari Pengunjung yang Keluar-Masuk Pesantren

Santri berisiko tertular COVID-19 dari pengunjung yang keluar-masuk pesantren.

oleh Fitri Haryanti Harsono diperbarui 22 Okt 2020, 17:00 WIB
Diterbitkan 22 Okt 2020, 17:00 WIB
Para Santri Ikuti Khatam Al Quran Saat Pandemi
Sejumlah santri berusia belasan tahun membaca Al quran atau tadarus bersama-sama dengan menerapkan jaga jarak di Masjid Daarul Qu'ran Pesantren Al Kautsar, Cibinong, Bogor, Kamis (7/5/2020). Kegiatan Khatam Al quran tersebut dilakukan rutin di setiap bulan Ramadan. (merdeka.com/Arie Basuki)

Liputan6.com, Jakarta Santri rupanya berisiko tertular COVID-19 dari pengunjung yang keluar-masuk pesantren. Dalam hal ini, pengunjung bisa saja terpapar virus Corona saat bersinggungan dengan populasi di luar.

"Jika santri itu tidak terlalu banyak terhubung dengan dunia luar, ya relatif aman (dari penularan COVID-19). Karena saya lihat, beberapa pesantren juga menerapkan testing (tes COVID-19) sebelum masuk," ujar epidemiolog Masdalina Pane saat dialog virtual di Media Center COVID-19, Graha BNPB, Jakarta, Kamis (22/10/2020).

"Yang menjadi persoalan adalah pengunjung yang keluar-masuk pesantren. Mereka bisa saja terpapar (virus Corona) dengan populasi di luar yang memiliki risiko (COVID-19)."

Sebagai langkah pencegahan COVID-19 di pesantren, kegiatan surveilans dapat dilakukan. Pemeriksaan kesehatan para santri pun diperlukan.

"Tindakan yang dilakukan di bidang kesehatan, seperti surveilens. Kami menyebutnya surveilans secara berkala," lanjut Masdalina.

"Mohon dukungan dari para santri dan pengurus pesantren. Jika ada petugas puskesmas yang ingin melakukan survei untuk melihat kesehatan teman-teman santri agar didukung."

 

 

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Simak Video Menarik Berikut Ini:

Tidak Sembunyikan Gejala

179 santri di Pondok Pesantren Nurul Hidayah, Kebumen dinyatakan sembuh Covid-19. (Foto: Liputan6.com/Humas Polres Kebumen)
179 santri di Pondok Pesantren Nurul Hidayah, Kebumen dinyatakan sembuh Covid-19. (Foto: Liputan6.com/Humas Polres Kebumen)

Jika para santri memiliki gejala ringan sekalipun, Masdalina mengingatkan, untuk terbuka mengenai gejala yang dirasakan. Hal ini sebagai upaya bila ditemukan gejala Corona dapat dilakukan penanganan lebih dini.

"Mohon untuk tidak disembunyikan. Laporkan kepada pengurus pesan, sehingga tindakan yang bisa dilakukan akan lebih efektif," imbuhnya.

Ketika ditemukan kasus COVID-19 di pesantren dapat dilakukan proses karantina dengan lebih mudah. 

"Menurut kami, pesantren termasuk area yang sangat efektif, kalaupun ada yang terinfeksi, maka proses karantinanya menjadi lebih mudah dibandingkan dengan populasi umum," tambah Masdalina yang juga Kepala Bidang Pengembangan Profesi Perhimpunan Ahli Epidemiologi Indonesia (PAEI).

"Para santri juga bisa menjadi motivator dan penggerak, sehingga pesan-pesan kesehatan bisa kita titipkan lewat para santri dan pesantren."

Infografis 4 Poin Utama Cegah Klaster Keluarga

Infografis 4 Poin Utama Cegah Klaster Keluarga. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis 4 Poin Utama Cegah Klaster Keluarga. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya