Efek Samping Vaksin COVID-19 Bukan dari Virus yang Dimatikan

Efek samping seperti bengkak dan merah bukan karena virus melainkan zat tambahan bernama adjuvant dalam vaksin COVID-19.

oleh Benedikta Desideria diperbarui 03 Nov 2020, 09:00 WIB
Diterbitkan 03 Nov 2020, 09:00 WIB
Pemkot Depok Gelar Simulasi Vaksin COVID-19
Petugas kesehatan menyuntik pasien saat simulasi vaksin COVID-19 di Puskesmas Tapos, Depok, Jawa Barat, Kamis (22/10/2020). Pemkot Depok menggelar simulasi vaksin COVID-19 dalam rangka persiapan vaksinasi yang rencananya akan dilaksanakan bulan November 2020. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta Ketua Indonesian Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI) Sri Rezeki Hadinegoro menjelaskan efek samping vaksin COVID-19 bukan berasal dari virus yang dimatikan. Melainkan dari zat yang ditambahkan ke dalam vaksin tersebut bernama adjuvant.

Kandidat vaksin COVID-19 yang nantinya digunakan seperti dari Sinovac menggunakan teknik killed inactivated vaccine. Artinya, vaksin tersebut dikembangkan dari virus yang dilemahkan atau dimatikan.

"Untuk virus yang dimatikan, supaya respons vaksinnya bagus ditambahkan zat yang memperkuat respons terhadap antigen yakni adjuvan," kata Sri dalam Sosialisasi Vaksin Untuk Negeri pada Sabtu, 31 Oktober 2020.

"Efek samping (usai divaksin) dari adjuvan-nya," kata Sri.

Efek samping dari vaksin yang berasal dari virus yang dimatikan bersifat lokal dan tidak berat. Efek samping yang dimaksud Sri seperti bengkak dan nyeri, lalu bisa juga ada sedikit demam dan lemas.

Lebih lanjut, hingga kini Sri belum mendapat informasi efek samping yang parah dari vaksin Sinovac yang tengah melakukan uji klinis fase III di Bandung, Jawa Barat.

"Alhamdulillah, uji klinis di Bandung valid dan aman untuk sampai saat ini," tutur wanita yang juga dokter spesialis anak konsultan ini.

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Suntikan Vaksin COVID-19 Mesti Dalam

Pemkot Depok Gelar Simulasi Vaksin COVID-19
Petugas kesehatan mengecek pasein saat simulasi vaksin COVID-19 di Puskesmas Tapos, Depok, Jawa Barat, Kamis (22/10/2020). Pemkot Depok menggelar simulasi vaksin COVID-19 dalam rangka persiapan vaksinasi yang rencananya akan dilaksanakan bulan November 2020. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Bila vaksin COVID-19 nantinya bakal diberikan kepada masyarakat, suntikan perlu dilakukan oleh sumber daya manusia terlatih. Penyuntikan vaksin dari virus yang dimatikan dan mengandung adjuvan diberikan ke dalam massa otot.

"Kalau orangnya gendut, lemaknya tebal, jarumnya harus lebih panjang agar bisa masuk ke dalam otot," tutur Sri.

Meski pemerintah tengah menyiapkan program vaksinasi, Sri mengingatkan bahwa yang terpenting bukan vaksin dalam pencegahan transmisi COVID-19. "Sebenarnya, vaksin bukan segalanya."

"Untuk (COVID-19) cepat selesai kita harus disiplin menjalankan protokol kesehatan, pakai masker, cuci tangan, jaga jarak itu harus," tegas Sri.

INFOGRAFIS: Urutan Penerima Vaksin Covid-19 di Indonesia

INFOGRAFIS: Urutan Penerima Vaksin Covid-19 di Indonesia (Liputan6.com / Abdillah)
INFOGRAFIS: Urutan Penerima Vaksin Covid-19 di Indonesia (Liputan6.com / Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya