Skotlandia Bakal Gratiskan Pembalut dan Tampon

Langkah Skotlandia ini mengikuti serangkaian upaya untuk mengatasi kemiskinan di negara itu.

oleh Fitri Syarifah diperbarui 29 Nov 2020, 11:00 WIB
Diterbitkan 29 Nov 2020, 11:00 WIB
[Fimela] ilustrasi pembalut
ilustrasi pembalut | unsplash.com/@thefemalecompany

Liputan6.com, Jakarta Pemerintah Skotlandia menjadi negara pertama di dunia yang mengesahkan Rancangan Undang-Undang (RUU) Produk Menstruasi yang menggratiskan produk pembalut dan tampon untuk wanita. 

Langkah Skotlandia ini mengikuti serangkaian upaya untuk mengatasi kemiskinan di negara itu. Seperti dilansir CBC, sebuah survei yang dilakukan oleh Plan International UK pada 2017 memperkirakan bahwa 10 persen anak perempuan berusia 14 hingga 21 tahun di Inggris tidak mampu membeli produk kewanitaan dan 15 persen anak perempuan kesulitan untuk membeli pembalut.

Survei tersebut juga menemukan bahwa hampir setengah dari semua anak perempuan berusia 14 hingga 21 tahun merasa malu dengan menstruasi mereka, sementara sekitar setengahnya tidak masuk sekolah sepanjang hari karena menstruasi.

Pada tahun 2018, pemerintah mengumumkan bahwa siswa di sekolah, perguruan tinggi, dan universitas di seluruh negara dapat mengakses produk sanitasi secara gratis, melalui investasi 5,2 juta poundsterling. Pada 2019, pemerintah kembali mengalokasikan 4 juta lagi untuk membuat produk kewanitaan itu tersedia secara gratis di perpustakaan dan pusat rekreasi.

Inggris tahun lalu juga meluncurkan inisiatif untuk menyediakan produk sanitasi gratis di sekolah, dan Selandia Baru melakukan hal yang sama awal tahun ini.

Hal inilah yang mendorong anggota parlemen Skotlandia mengesahkan RUU yang akan membuat produk pembalut menstruasi tersedia gratis bagi siapapun yang membutuhkannya.

 

 

 

Simak Video Berikut Ini:

Suara parlemen

Anggota Scottish Parliament Monica Lennon menyetujui RUU ini dan menilai pemerintah daerah perlu memberikan akses gratis pada barang-barang seperti tampon dan pembalut wanita.

"Pembaruan RUU tersebut sangat praktis dan progresif dalam membantu warga, terutama selama pandemi COVID-19," katanya, seperti dikutip Foxnews.

"Haid tidak berhenti karena pandemi dan betapa pentingnya meningkatkan akses ke tampon dan pembalut. Saya sangat bangga bahwa Skotlandia memimpin dalam hal ini," kata dia.

RUU tersebut mendapat suara 121-0, yang bahkan didukung oleh partai oposisi lainnya di badan legislatif di Edinburgh.

Menteri Pertama Skotlandia Nicola Sturgeon memposting ungkapan bangganya di Twitter dan menegaskan pentingnya kebijakan ini untuk setiap perempuan di usia reproduktif.

Di bawah RUU tersebut, pemerintah Skotlandia harus menetapkan langkah-langkah yang memungkinkan siapa saja yang membutuhkan produk untuk mendapatkannya secara gratis. Serta mengharuskan setiap sekolah dan universitas untuk menyediakannya secara gratis di toilet mereka.

Pemerintah Skotlandia sudah mendanai produk gratis untuk setiap sekolah dan universitas sebelumnya, namun undang-undang akan menjadikannya persyaratan hukum.

Sekretaris Komunitas Aileen Campbell dari Partai Nasional Skotlandia memuji pengesahan undang-undang tersebut sebagai momen penting untuk kesetaraan gender.

Kepala eksekutif dari badan amal Inggris Rose Caldwell, mengatakan Skotlandia bisa segera menjadi negara pertama yang menghilangkan kemiskinan untuk selamanya.

Infografis Jangan Lengah Protokol Kesehatan Covid-19

Infografis Jangan Lengah Protokol Kesehatan Covid-19
Infografis Jangan Lengah Protokol Kesehatan Covid-19 (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya