Raja Charles III Daur Ulang Tartan Lama untuk Pose di Potret Kerajaan Terbaru

Liputan6.com, Jakarta - Istana baru saja membagikan potret terbaru Raja Charles III untuk menandai perayaan Burns Night pada Sabtu, 25 Januari 2025. Potret tersebut dijepret fotografer Millie Pilkington pada musim gugur lalu.

Raja Inggris yang berkuasa itu tersenyum lebar di samping tumpukan buku di perpustakaan megah di Istana Balmoral, Skotlandia. "Mengucapkan selamat Burns Night kepada semua yang merayakan malam ini. Sang Raja di Perpustakaan Balmoral Castle, diambil oleh Millie Pilkington," bunyi keterangan yang menyertai foto tersebut.

Menghormati tradisi Skotlandia, sang raja mengenakan setelan jas yang dipadu dengan kilt tartan tradisional. Mengutip Hello Magazine, Senin (27/1/2025), jenis kain tartan yang dipakai adalah rancangan baru produksi Otoritas Tartan Skotlandia pada 2023.

Kain tersebut dibuat untuk menandai penobatan dan sebagai bentuk penghargaan atas dukungan kuat Raja Charles dalam melestarikan budaya dan tradisi pakaian tradisional Highland dan tartan Skotlandia. Mayoritas warganet memuji penampilannya.

"Potret yang sangat indah dan penuh warna dari Yang Mulia. Terlihat sangat mempesona dengan tartan. Potret favoritku sejauh ini!!" tulis seorang warganet.

"Foto Raja yang indah! Dan memang dia terlihat sangat bagus dengan tartan, dan yang ketiga menambahkan: Aku suka warna yang serasi antara buku, dasi, dan tartan," imbuh warganet berbeda.

Rok tartan yang dikenakan Charles mengingatkan pada tampilannya saat mengunjungi pabrik pemintalan benang untuk tartan, Locharron Skotlandia, di Selkirk, selatan Edinburgh, pada 6 Juli 2023. Saat itu, ia memadankannya dengan setelan jas berwarna abu-abu tua lengkap dengan aksesori tas kulit di pinggang.

Mengutip laman National Geography, tartan adalah sebutan untuk kain motif kotak-kotak khas Skotlandia. Warnanya rata-rata cerah yang menonjol. "Kami menyukainya dan kami juga membencinya," kata Mhairi Maxwell, kurator di V&A Dundee, pos terdepan di Skotlandia di Museum Victoria & Albert London.

Penggunanya tak dibatasi strata ekonomi, dari warga biasa hingga bangsawan. Kisahnya panjang, diketahui telah dipakai di Skotlandia setidaknya sejak abad ketiga Masehi. Namun, asal muasalnya masih diselimuti misteri.

Tidak seperti wol, tartan menggunakan tenunan kepar 'dua di atas dua' yang sederhana untuk menciptakan pola garis-garis cerah yang saling bertautan. Wisatawan bisa mengamati proses pembuatannya langsung di pabrik di Borders, Highlands, dan Edinburgh .

Secara tradisional terbuat dari wol, kain yang kuat dan tahan pakai ini disukai sebagai pakaian praktis sehari-hari oleh penduduk dataran tinggi, masyarakat klan yang sebagian besar berbahasa Gaelik di utara Skotlandia. Pada pertengahan abad ke-18, cetakan tebal tersebut menjadi simbol kesetiaan kepada Charles Edward Stuart, yang lebih dikenal sebagai Bonnie Prince Charlie. 

Bonnie memimpin pasukan pemberontak mengenakan tartan ke Inggris yang dikenal sebagai Pemberontakan Jacobites pada 1745. Itu adalah penyerangan terakhir dari serangkaian pemberontakan Jacobite yang berusaha menggulingkan Raja George II yang Protestan dari takhta Inggris dan memulihkan House of Stuart Katolik, yang berasal dari Skotlandia.

Setelah kekalahan terakhir kaum Jacobit di Culloden pada 1746, pakaian dataran tinggi, pakaian tradisional yang mencerminkan lingkungan pedesaan di wilayah tersebut, dilarang. Di antara pakaian yang dilarang adalah phillabeg (rok kecil), trews (celana ketat tartan), dan mantel besar bermotif tartan.

Namun salah satu 'kesalahpahaman terbesar', kata Peter MacDonald, sejarawan dan kepala penelitian dan koleksi Otoritas Tartan Skotlandia, adalah bahwa tartan 'dilarang', bukan hanya beberapa item bermotif. Namun demikian, 'karena penduduk dataran tinggi dipaksa mengenakan pakaian dataran rendah' —gaya pakaian Eropa yang lebih disesuaikan pada masa itu— 'hubungan sehari-harinya dengan tartan telah terputus', tulis MacDonald dalam sebuah esai. Larangan penggunaan tartan itu akhirnya dicabut pada 1782. 

Tak lengkap berbicara tentang Skotlandia tanpa membahas Istana Balmoral. Itu adalah lokasi berkumpul keluarga Kerajaan Inggris di bulan-bulan musim panas dan terkenal dengan keindahannya yang memukau, berkat deretan pegunungan, danau, dan teluk yang mempesona.

Balmoral dikatakan menjadi tempat tinggal kerajaan favorit mendiang Ratu Elizabeth II. Cucu perempuannya, Putri Eugenie, pernah berkata, "Aku rasa Nenek paling bahagia di sana, aku rasa dia benar-benar sangat mencintai dataran tinggi ... Berjalan-jalan, piknik, anjing - banyak sekali anjing, selalu ada anjing!"

"Dan orang-orang yang datang dan pergi sepanjang waktu. Dari segi keluarga, kita semua di sana, jadi ini tempat yang menyenangkan bagi Nenek dan Kakek untuk tinggal, bagi kita untuk datang dan menemui mereka di sana, di mana kamu bisa bernapas lega dan berlari-lari."

Perkebunan Balmoral juga memiliki tempat khusus di hati Charles, karena di sini terdapat tempat peristirahatannya yang pribadi, Birkhall, tempat dia melamar Ratu Camilla pada 2005. Dalam wawancara dengan Country Life, dia mengungkapkan, "Ini adalah tempat yang istimewa, terutama karena dibuat oleh nenekku. Ini taman masa kecilku, dan yang kulakukan hanyalah sedikit memperbaikinya."