Lidah Stroberi, Gejala Baru COVID-19 yang Ditemukan pada Pasien Anak

COVID-19 pada anak-anak umumnya tidak menimbulkan gejala berat, tetapi virus ini dapat menyebabkan reaksi yang parah jika memicu kondisi serius yang disebut sindrom inflamasi multisistem (MIS-C).

oleh Ade Nasihudin Al Ansori diperbarui 12 Des 2020, 18:00 WIB
Diterbitkan 12 Des 2020, 18:00 WIB
ilustrasi gejala baru COVID-19 lidah stroberi.
ilustrasi gejala baru COVID-19 lidah stroberi(Sumber Pixabay/1045373)

Liputan6.com, Jakarta COVID-19 pada anak-anak umumnya tidak menimbulkan gejala berat, tetapi virus ini dapat menyebabkan reaksi yang parah jika memicu kondisi serius yang disebut sindrom inflamasi multisistem (MIS-C).

Penelitian terbaru mengeksplorasi kaitan sindrom tersebut dengan serangkaian gejala tidak biasa yang dapat muncul pada anak-anak pengidapCOVID-19, termasuk gejala lidah stroberi.

"Pada anak-anak yang mengembangkan MIS-C, beberapa organ dan jaringan seperti jantung, paru-paru, pembuluh darah, ginjal, sistem pencernaan, otak, kulit atau mata, menjadi meradang parah," kata badan kesehatan setempat mengutip Express.co.uk, Sabtu (12/12/2020).

Tren yang tidak biasa ini mendorong petugas medis dari Fakultas Kedokteran Universitas New York Grossman untuk menyelidikinya lebih lanjut.

Setelah menilai 35 anak yang memenuhi kriteria untuk sindrom inflamasi misterius, petugas medis melaporkan bagaimana gejala juga bisa memengaruhi mukokutan atau "lubang tubuh", seperti lubang hidung.

Subjek muda ditemukan memiliki mata bengkak, pipi memerah dan "lidah stroberi."

Petugas medis New York juga mencatat "ada tumpang tindih klinis yang signifikan" antara gejala Kawasaki dan sindrom inflamasi yang dipicu oleh virus corona.

Penyakit Kawasaki merupakan kondisi langka yang biasanya menyerang anak balita dan menyebabkan pembuluh darah menjadi meradang. Menurut NHS, gejala khasnya adalah suhu tinggi yang berlangsung selama lima hari atau lebih.

Gejala tersebut biasanya disertai dengan hal-hal berikut:

-Ruam

-Kelenjar bengkak di leher

-Bibir kering dan pecah-pecah

-Jari tangan atau kaki merah

-Mata merah.

Namun, petugas medis telah mencatat perbedaan antara kedua kondisi tersebut pada anak-anak.

MIS-C telah ditandai dengan peradangan sistemik yang lebih luas dan tingkat komplikasi akut yang lebih tinggi, termasuk syok kardiogenik. Syok ini adalah kondisi di mana jantung tiba-tiba tidak dapat memompa cukup darah untuk memenuhi kebutuhan tubuh.

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Simak Video Berikut Ini:

Hasil Analisis Petugas Medis New York

Petugas medis New York menganalisis 35 anak yang dirawat di dua rumah sakit antara 1 April dan 14 Juli, atau bertepatan pada puncak pandemi di kota tersebut.

25 anak yang rata-rata berusia tiga tahun, memenuhi kriteria untuk sindrom tersebut. Sedang kelompok usia muda, 21 tahun ke bawah, memiliki gejala demam, peradangan dan penyakit parah yang memerlukan rawat inap.

Sindrom ini juga didefinisikan sebagai sindrom yang memengaruhi sedikitnya dua sistem organ tanpa ada diagnosis alternatif yang masuk akal.

10 peserta yang tersisa, rata-rata berusia satu tahun. 29 dari anak-anak tersebut dinyatakan positif mengidap virus corona.

Dari 35 pasien, 29 (83 persen) mengalami perubahan mukokutan (lubang tubuh). Yang paling umum adalah mata merah, yang mempengaruhi 21 anak.

Delapan belas anak mengalami kemerahan pada telapak tangan, sementara 17 anak memiliki "hiperemia bibir" yang didefinisikan sebagai peningkatan aliran darah yang dapat memicu kemerahan atau panas.

Gejala lidah stroberi sendiri ditandai dengan lidah yang bengkak, bergelombang dan merah cerah. Gejala ini mempengaruhi delapan pasien.

Tujuh dari anak-anak itu menderita mata merah dan bengkak, sementara enam anak mengalami pipi memerah.

Infografis Gejala Baru COVID-19

Delirium, Gejala COVID-19, Gejala Baru COVID-19, Gejala Covid, Gejala Baru Covid
Infografis yang menyebut bahwa delirium merupakan gejala baru dari COVID-19, penyakit yang disebabkan Virus Corona SARS-CoV-2, tersebar di media sosial dan grup WhatsApp. (Sumber: Istimewa)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya