Ada Relawan Kesulitan Gerakkan Lengan, Peru Tangguhkan Uji Klinis Vaksin COVID-19 Sinopharm

Pemerintah Peru tengah mencari tahu apakah kejadian serius itu terkait dengan vaksin COVID-19 atau tidak

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 14 Des 2020, 11:00 WIB
Diterbitkan 14 Des 2020, 11:00 WIB
Banner Vaksin Covid-19
Banner Vaksin Covid-19 (Liputan6.com/Triyasni)

Liputan6.com, Jakarta Peru menghentikan sementara uji klinis vaksin COVID-19 buatan perusahaan China, Sinopharm, setelah dilaporkannya "kejadian merugikan yang serius" pada salah seorang sukarelawan.

Kementerian Kesehatan Peru pada Sabtu lalu, mengatakan bahwa laporan itu tengah diselidiki untuk mencari tahu apakah kejadian itu terkait vaksin COVID-19 atau ada penjelasan lainnya.

"Keputusan untuk menghentikan sementara uji klinis adalah langkah keamanan yang dipertimbangkan dalam peraturan uji klinis dan protokol yang ditetapkan untuk melindungi kesehatan subyek penelitian," kata Kemenkes Peru seperti dikutip dari Straits Times pada Senin (14/12/2020).

Peru sendiri sedang melakukan uji klinis vaksin COVID-19 yang dikembangkan oleh Sinopharm. Terdapat sekitar 12 ribu sukarelawan yang terlibat, dan seharusnya akan menyelesaikan uji klinis tahap pertama dalam beberapa hari mendatang.

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

 

Saksikan Juga Video Menarik Berikut Ini

Peserta Kesulitan Menggerakan Lengan

Ilustrasi vaksin corona, vaksin covid-19
Ilustrasi vaksin corona, vaksin covid-19. Kredit: fernando zhiminaicela via Pixabay

German Malaga kepala penelitian vaksin COVID-19 Sinopharm dari Cayetano Heredia University, mengatakan bahwa dalam kejadian tersebut, seorang peserta mengalami kesulitan menggerakkan lengannya.

"Beberapa hari yang lalu kami memberikan tanda, karena kami diminta, kepada pihak berwenang bahwa salah satu peserta kami menunjukkan gejala neurologis yang mirip dengan kondisi yang disebut sindrom Guillain-Barre," kata Malaga seperti dikutip dari South China Morning Post.

Sindrom Guillain-Barre adalah kelainan langka dan tidak menular, yang mempengaruhi gerakan lengan dan kaki. Bulan Juni tahun lalu, Peru sempat mengumumkan darurat kesehatan sementara karena ditemukannya beberapa kasus dari kondisi ini.

Apabila uji klinis vaksin Sinopharm dinyatakan sukses, pemerintah Peru berencana untuk membeli hingga 20 juta dosis untuk melakukan imunisasi pada dua per tiga populasinya.

Infografis Negara Pertama Suntik Vaksin Covid-19, Inggris atau China?

Infografis Negara Pertama Suntik Vaksin Covid-19, Inggris atau China? (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Negara Pertama Suntik Vaksin Covid-19, Inggris atau China? (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya