Nebulizer, Bantu Hantarkan Obat ke Sasaran

Nebulizer, tidak bisa mencegah penyakit pernapasan tapi alat ini membantu menghantarkan obat saat seseorang sakit asma, PPOK, maupun masalah pernapasan lainnya.

oleh Benedikta Desideria diperbarui 22 Des 2020, 06:00 WIB
Diterbitkan 22 Des 2020, 06:00 WIB
Ilustrasi sesak napas | pixabay.com
Ilustrasi sesak napas, perlu nebulizer? | pixabay.com

Liputan6.com, Jakarta Nebulizer atau banyak orang menyingkatnya menjadi nebu merupakan alat yang membantu menghantarkan obat sampai ke sasaran. Alat ini efektif untuk memastikan pengobatan masuk ke titik yang tepat dari saluran pernapasan.

"Nebulizer adalah alat untuk menghantarkan obat sampai ke sasaran, apakah itu ke saluran napas atas atau bawah," seperti disampaikan dr Andika Chandra Putra SpP(K).

Alat ini mengubah obat cair yang sudah diresepkan dokter menjadi uap atau aerosol. Lalu, uap tersebut masuk ke saluran pernapasan pasien. Ketika sampai ke target, baik itu saluran pernapasan atas atau bahwa, maka bisa melapangkan saluran napas pasien.

Banyak yang mengira alat ini hanya diperuntukkan bagi bayi dan anak-anak. Nyatanya, tidak. Bagi orang dengan penyakit asma, bronkitis serta penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) kehadiran nebulizer bisa amat membantu membuat obat yang masuk sampai sasaran. Saluran napas yang tadinya menyempit, jadi lapang karena obat masuk sesuai target.

Selain pada pasien asma, bronkitis, infeksi saluran pernapasan atas dan PPOK, nebulizer juga bisa membantu pasien kanker paru bernapas lebih baik.

"Pasien kanker paru itu seringkali mengeluh lendir cukup banyak. Pasien ini juga sering mengeluhkan sesak napas, kita bantu lapangkan saluran napasnya dengan dengan pemberian obat di nebulizer atau inhaler," kata Andika dalam Virtual Media Briefing Peluncuran Nebulizer Omron beberapa waktu lalu.

 

Harus Sesuai Resep Dokter

Nebulizer untuk bantu atasi masalah pernapasan penyakit apa saja? (Dok: Omron)
Nebulizer untuk bantu atasi masalah pernapasan penyakit apa saja? (Dok: Omron)

Andika menerangkan bahwa nebulizer tidak bisa digunakan untuk pencegahan, melainkan pengobatan. Namun, penggunaan nebulizer harus sesuai petunjuk dokter termasuk mengenai jenis obat serta berapa kali digunakan.

"Tidak semua obat cair bisa digunakan pada nebulizer, hal ini tergantung obat dan sediaannya," kata dokter yang berpraktik di Rumah Sakit Persahabatan Jakarta itu.

"Untuk pasien asma dan PPOK, nebulizer digunakan untuk menghantarkan obat melapkangkan saluran napas (yang digunakan) setiap enam atau empat jam sekali," lanjutnya.

Mengenai perawatan nebulizer tidak sulit karena alat ini tidak perlu dikalibrasi. Namun, perhatikan pada kebersihan beberapa bagian di nebulizer seperti disampaikan Marketing Manager Omron Healthcare Indonesia, Herry Hendrayadi.

"Juga pastikan kebersihan tangan dengan mencuci tangan terlebih dahulu sebelum menggunakan," kata Herry.

Hindari juga melepas nebulizer saat dipakai karena obat masih ada di dalamnya. "Ini kesalahan yang sering terjadi, ibu-ibu atau bapak-bapak menghentikan lebih dahulu, padahal obatnya belum habis. Sekitar 15-20 menit biasanya, hal itu tergantung cairan yang digunakan," kata Andika.

Nebulizer untuk Bayi

Bagi orangtua yang memiliki anak dengan penyakit pernapasan seperti asma atau masalah pernapasan lain, kehadiran nebulizer yang nyaman. Terkait itulah Omron meluncurkan nebulizer DuoBaby yang merupakan perangkat 2-in-1 yang membantu melegakan hidung tersumbat serta aliran pernapasan atas dan bawah.

DuoBaby dirancang untuk mengeluarkan lendir dengan lembut dan aman dari rongga hidung bayi, mengurangi hidung tersumbat dan memungkinkan si Kecil kembali bernapas lega. 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya