WHO Jamin Negara Miskin Tetap Dapat Vaksin COVID-19

Negara-negara berpenghasilan rendah bakal tetap mendapatkan vaksin COVID-19 mulai akhir Januari.

oleh Liputan6.com diperbarui 08 Jan 2021, 18:00 WIB
Diterbitkan 08 Jan 2021, 18:00 WIB
FOTO: Amerika Serikat Mulai Vaksinasi Virus Corona COVID-19
Petugas kesehatan mempersiapkan pemberian vaksin COVID-19 di Long Island Jewish Medical Center, New York, AS, 14 Desember 2020. AS mulai memberikan vaksin COVID-19 pertamanya pada Senin (14/12), dengan dosis pertama disuntikkan kepada para petugas kesehatan dan staf panti wreda. (Xinhua/Wang Ying)

Liputan6.com, Jakarta Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO) menegaskan bahwa negara-negara berpenghasilan rendah tetap akan mendapat vaksin COVID-19 lewat program COVAX. Dosis pertama vaksin diperkirakan WHO, akan diterima akhir Januari atau pertengahan Februari.

“Kami akan mulai mengirimkan vaksin tersebut mungkin pada akhir Januari, dan, jika tidak, pasti pada awal Februari dan pertengahan Februari," ujar Direktur Departemen Imunisasi, Vaksin dan Biologi WHO, Kate O'Brien dikutip CNA, Jumat (08/01/2021).

Lewat program COVAX, WHO telah mengumpulkan dana sebesar 6 miliar dolar AS, dari target 7 miliar dolar untuk mengirim cukup vaksin ke negara-negara berpenghasilan rendah hingga akhir 2021.

"Sehingga dengan program tersebut (COVAX), kami telah memiliki akses untuk 2 miliar lebih dosis vaksin COVID-19," jelas O'Brien.

"Begitulah cara negara-negara di Afrika dan Asia Selatan, dan negara-negara lain di seluruh dunia dari 92 negara yang kurang mampu membeli vaksin, sebenarnya akan mendapatkan vaksin," tambahnya.

Vaksinasi COVID-19 sudah dilakukan di beberapa negara terkaya di dunia, termasuk Amerika Serikat, Inggris, Kanada, dan negara-negara Uni Eropa.

 

Simak Juga Video Berikut

Singgung Efek Samping Usai Divaksin

FOTO: 6 Jenis Vaksin COVID-19 yang Ditetapkan Pemerintah Indonesia
Vaksin COVID-19 Pfizer Inc and BioNTech dipotret di Rumah Sakit Anak Rady, San Diego, California, Amerika Serikat, 15 Desember 2020. Vaksin COVID-19 buatan Pfizer telah mendapat otorisasi darurat di beberapa negara seperti Amerika Serikat, Inggris, Singapura, dan Meksiko. (ARIANA DREHSLER/AFP)

WHO memberikan validasi darurat untuk vaksin Pfizer-BioNTech pada 31 Desember lalu, membuka jalan bagi negara-negara di seluruh dunia untuk segera memberikan persetujuan atas impor dan distribusinya.

Mengenai varian baru strain virus COVID-19 yang terdeteksi di Inggris dan Afrika Selatan, para ahli WHO mengatakan, meski tampaknya lebih menular, tidak ada indikasi bahwa vaksin yang tersedia saat ini tidak akan bekerja melawan varian tersebut

"Evaluasi tentang apakah vaksin yang ada akan terkena dampak (mutasi virus) sedang dilakukan. Namun, jenis perubahan yang terlihat pada varian ini sepertinya tidak akan mengubah dampaknya, tambahnya," ujar O'Brien.

O'Brien menambahkan, masih terlalu dini untuk mengatakan berapa lama perlindungan akan bertahan setelah vaksinasi. Namun, penerima vaksin harus mengerti, bahwa bisa saja merasa tidak enak badan atau lengan sakit setelah menerima suntikan.

"Sepertiga orang akan mengalami sakit kepala atau tidak enak badan selama mungkin 24 jam, data mengatakan terkadang hingga 48 jam. Ini adalah respons kekebalan tubuh Anda," ujarnya.

 

 

Penulis: Rizki Febianto

Infografis Vaksin COVID-19

Infografis 3 Cara Vaksin Covid-19 Picu Kekebalan Tubuh. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis 3 Cara Vaksin Covid-19 Picu Kekebalan Tubuh. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya